HARIANE - Gempa bumi Bawean magnitudo 5,9 yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024 lalu hingga hari ini masih menyisakan guncangan susulan.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, gempa susulan yang terjadi hingga Minggu, 24 Maret 2024 pukul 06.00 WIB ada sebanyak 229 kali gempa.
Meski demikian ia mengungkapkan frekuensi gempa susulan makin jarang di mana pada hari pertama gempa susulan dalam satu jam bisa terjadi sebanyak 19 kali. Sementara saat ini dalam kurun waktu satu jam, gempa susulan terjadi hanya satu kali gempa.
Dari jumlah gempa susulan tersebut tercatat kekuatan paling besar yaitu magnitudo 6,5 dan paling kecil adalah magnitudo 2,6.
Daryono menyebut gempa bumi Bawean yang terjadi menjadi bukti bahwa jalur sesar di Laut Jawa masih aktif. Wilayah Pulau Bawean yang paling dekat dengan pusat gempa berada pada zona suture yang mengindikasikan adanya jejak keberadaan sesar-sesar utama yang berusia tua.
Ia juga mengimbau kewaspadaan pada masyarakat karena jika dilihat dari kondisi tektonik, sejarah gempa, dan aktivitas gempa, wilayah Laut Jawa bagian utara Jawa Timur adalah kawasan yang rawan gempa.
Sementara itu kondisi terkini penanganan bencana gempa bumi Bawean, BPBD Jawa Timur melaporkan bahwa data per Minggu dini hari ini dampak kerusakan telah meluas di tujuh daerah, yaitu Kab. Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, dan Pamekasan.
Sementara jumlah rumah yang mengalami kerusakan berat ada 779 unit, rusak sedang 1.177 unit, dan rusak ringan sebanyak 2.654 unit.
Tak hanya tempat tinggal, guncangan juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan sarana lainnya mengalami kerusakan, seperti sekolah yang rusak sebanyak 78 unit, rumah sakit 5 unit, pondok pesantren 1 unit, kantor desa 5 unit, tempat ibadah 156 unit, kandang ternak 2 unit, gedung, 8 unit, dan sepeda motor 2 unit.
Sejak Sabtu siang pasca gempa, BPBD Jawa Timur bersama dengan tim gabungan langsung melakukan pendataan bangunan-bangunan yang rusak.
Bantuan yang berdatangan untuk para korban juga langsung didistribusikan termasuk mendirikan tenda-tenda pengungsian.
BPBD Jatim menyebutkan, Desa Gelam yang berada di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean adalah salah satu wilayah yang mengalami kerusakan paling parah.