HARIANE – Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak potensi seni dan budaya. Sebagai upaya untuk mengembangkan potensi tersebut, pemerintah mengusulkan pendirian sekolah seni setingkat SMA kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan selain memiliki potensi yang sangat besar, banyak pelajar dari Gunungkidul yang menempuh pendidikan dan mengasah kemampuan seni mereka di SMKI dan SMSR di daerah lain.
Menurut Endah, alangkah baiknya jika daerah memiliki sekolah seni sendiri untuk memfasilitasi para pelajar serta meningkatkan pengetahuan mereka.
Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah tergerak untuk mengusulkan pendirian sekolah seni di Kabupaten Gunungkidul.
“Contohnya, Gunungkidul memiliki tradisi rasulan yang masih dilestarikan secara aktif dan rutin setiap tahun oleh masyarakat di seluruh dusun. Ini menjadi peluang tersendiri,” terang Endah Subekti Kuntariningsih, Rabu (30/04/2025), saat ditemui di Bangsal Sewoko Projo.
“Seniman-seniman banyak berasal dari Gunungkidul. Darah seni pun juga menurun ke keturunan masing-masing. Untuk mengasahnya, banyak yang kemudian memilih sekolah seni,” tambahnya.
Usulan tersebut disambut baik oleh Pemda DIY. Sejumlah proses untuk pendirian sekolah tersebut mulai dilakukan, salah satunya dengan kajian lokasi yang akan digunakan untuk pembangunannya.
“Yang kami usulkan adalah pendirian sekolah seni setara SMK/SMA di Kapanewon Paliyan, karena daerah ini belum memiliki sekolah jenjang atas,” jelas Endah.
Endah berharap, jika sekolah seni tersebut berhasil didirikan, dapat menjadi pusat pendidikan seni bagi warga Gunungkidul tanpa harus keluar kota, sekaligus melestarikan seni dan budaya di Bumi Handayani.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Ery Agustin, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan Pemkab Gunungkidul serta Pemda DIY terkait rencana pendirian sekolah seni di Kabupaten Gunungkidul.
Adapun daerah yang dibidik adalah Kapanewon Paliyan karena belum memiliki SMK maupun SMA. Saat ini, kajian lokasi mulai dilakukan untuk menentukan tempat yang tepat untuk pendirian sekolah tersebut.
“Ada tiga kalurahan yang akan dikaji dari segala aspeknya, yaitu Kalurahan Grogol, Kalurahan Mulusan, dan Kalurahan Karangasem. Kebutuhan lahannya sekitar 5 sampai 6 hektare,” ucap Ery Agustin.