Berita , Kesehatan

Hingga Pertengahan Tahun, 16 Kasus Leptospirosis Terjadi di Gunungkidul

profile picture Pandu S
Pandu S
Selama 2024, Sebanyak 16 Kasus Leptospirosis Terjadi di Gunungkidul
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono. (Foto: Hariane/Pandu)

HARIANE - Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul telah mencatat sebanyak 16 kasus leptospirosis tanpa kematian terjadi di Gunungkidul.

Jumlah tersebut hampir sama dengan angka kasus yang terjadi pada tahun 2021 silam, yakni sebanyak 17 kasus dengan empat kematian. 

Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul, Ismono mengatakan, angka kasus leptospirosis di Gunungkidul cenderung fluktuatif selama beberapa tahun terakhir.

Adanya kasus tanpa kematian selama enam bulan terakhir ini juga menjadi bukti deteksi dini dan penanganan setiap kasus sudah cukup baik.

Meski demikian, apabila dilihat dari angka kasus sejak tiga tahun lalu, maka tampak kenaikannya. Pada 2021, jumlah kasus leptospirosis ada 17 kasus dengan empat kematian. Pada 2022, ada 34 kasus dengan lima kematian. Pada 2023, ada 84 kasus dengan empat kematian.

Sebanyak 17 kasus leptospirosis dengan empat kematian terjadi pada 2021. Jumlah tersebut meningkat pada 2022 di mana terdapat 34 kasus dengan lima kematian.

“Sebanyak enam belas kasus leptospirosis ini tersebar di Kapanewon Patuk, Ponjong, Karangmojo, Nglipar, Gedangsari, dan Tepus,” kata Ismono saat dihubungi pada Jum'at, 25 Juli 2024.

Dijelaskannya, masyarakat dengan mata pencaharian petani lebih berisiko terkena bakteri leptospira. Hal ini dikarenakan mereka sering berada di ladang atau persawahan, yang dimana lokasi tersebut merupakan tempat tikus mencari makan di malam hari.

Setelah tikus yang membawa bakteri-bakteri leptospira ditubuhnya makan dan kencing di area tersebut, maka area itu menjadi berisiko menyebabkan leptospirosis.

Ditambah lagi apabila bagian tubuh para petani terdapat luka menganga, hal tersebut semakin memicu penularannya. 

Ismono menjelaskan, pihaknya telah mempunyai sejumlah program pengendalian kasus leptospirosis, diantaranya dengan meningkatkan peran Satgas One Health Kapanewon dalam bidang edukasi, informasi dan bahkan deteksi dini.

“Satgas One Health kan sudah terbentuk di tingkat Kabupaten sampai dengan Kapanewon. Jika ditemukan kasus, sudah ada mekanisme harus lapor ke mana atau ke siapa dan dilakukan pembagian peran untuk tindak lanjut sesuai tupoksi masing-masing,” jelasnya.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Puluhan Wisatawan Pantai Gunungkidul Jadi Korban Sengatan Ubur-Ubur

Puluhan Wisatawan Pantai Gunungkidul Jadi Korban Sengatan Ubur-Ubur

Minggu, 29 Juni 2025
Peringatan Hari Bhayangkara ke 79 : Rekayasa Lalin dan Kantong Parkir

Peringatan Hari Bhayangkara ke 79 : Rekayasa Lalin dan Kantong Parkir

Minggu, 29 Juni 2025
Dugaan Korupsi TIK: Polda DIY Periksa 8 Saksi, JCW Soroti Eks Kadis

Dugaan Korupsi TIK: Polda DIY Periksa 8 Saksi, JCW Soroti Eks Kadis

Minggu, 29 Juni 2025
Libur Panjang, Jalur Pantai Gunungkidul Macet Panjang

Libur Panjang, Jalur Pantai Gunungkidul Macet Panjang

Minggu, 29 Juni 2025
‎Akulaku Finance Dukung UMKM Yogyakarta Lewat Edukasi Keuangan

‎Akulaku Finance Dukung UMKM Yogyakarta Lewat Edukasi Keuangan

Minggu, 29 Juni 2025
Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 30 Juni 2025, Total 20 Kloter

Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 30 Juni 2025, Total 20 Kloter

Minggu, 29 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Minggu 29 Juni 2025, Naik atau Turun?

Harga Emas Perhiasan Hari ini Minggu 29 Juni 2025, Naik atau Turun?

Minggu, 29 Juni 2025
Sejumlah Perangkat Gamelan di Balai Padukuhan Dadapan Gunungkidul Raib Dicuri

Sejumlah Perangkat Gamelan di Balai Padukuhan Dadapan Gunungkidul Raib Dicuri

Minggu, 29 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Minggu 29 Juni 2025 Stabil, Berikut Informasinya

Harga Emas Antam Hari ini Minggu 29 Juni 2025 Stabil, Berikut Informasinya

Minggu, 29 Juni 2025
Hendak Memangsa Ayam, Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Berhasil Diamankan Petugas Damkar

Hendak Memangsa Ayam, Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Berhasil Diamankan Petugas Damkar

Minggu, 29 Juni 2025