Berita , D.I Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Sapi di Sleman Alami Lonjakan Harga, Peternak Keluhkan Daya Beli Masyarakat Menurun

HARIANE – Harga ternak sapi di Kabupaten Sleman untuk kebutuhan berkurban saat Idul Adha 2025 mengalami kenaikan antara Rp1–2 juta.
Situasi ini menyulitkan peternak dan pengepul dalam menjual hewan kurban. Salah satunya dirasakan Poniman, pedagang sapi asal Brayut, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, sekaligus pengelola KPK Pandowo.
“Kenaikannya sekitar Rp1–2 juta. Biasanya beli Rp20 juta jadi Rp22 juta. Kesulitannya, kami sebagai pengepul dengan kondisi sapi kurban yang tidak banyak iurannya, harus beli lebih mahal. Kami penjual jadi kesulitan mencari untung atau turahannya (sisa hasil penjualan),” kata Poniman.
Tak hanya mengalami kenaikan harga, Poniman juga merasakan daya beli masyarakat tahun ini menurun. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kondisi perekonomian masyarakat.
“Biasanya beli lima, sekarang beli tiga. Tahun-tahun sebelumnya bisa menjual 180 ekor sapi, tahun ini baru mencapai 100 ekor,” terangnya.
Poniman mengatakan, di kandang ternak yang ia kelola telah disiapkan 100 ekor sapi untuk kebutuhan masyarakat saat berkurban. Sapi yang tersedia terdiri dari jenis Peranakan Ongole (PO) dan Limosin, yang didatangkan dari peternak lokal maupun luar daerah.
Adapun berat tiap ekor sapi di kandang tersebut beragam, mulai dari 350 kilogram dengan kisaran harga Rp22 juta, hingga sapi berbobot 950 kilogram dengan harga Rp60 juta.
“Saya baru menyediakan 100 ekor, tergantung nanti mepet hari H bisa ada tambahan. Pesanan sudah ada, sekitar 90 ekor sudah laku semua, tinggal menunggu langganan siap mengambilnya,” katanya.
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya bekerja sama dengan dokter dari Puskeswan untuk melakukan pengecekan fisik terhadap sapi-sapi yang masuk ke KPK Pandowo. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya sapi berpenyakit yang berpotensi menular ke ternak lainnya.
“Tantangannya adalah penyakit. Semua peternak masih trauma, dan penyakit juga masih ada. Kami sangat selektif dalam mencari hewan kurban dan harus memiliki lisensi. Seperti KPK Pandowo, harus amanah. Kalau sapi dibeli dan dititipkan di sini sampai hari H, harus tetap sehat seperti yang diharapkan. Kalau nanti ada masalah, kami harus mengganti. Inilah keuntungan beli sapi di pengepul. Kalau beli langsung dari petani, tidak bisa ditukar. Kalau di sini, sakit apa pun, sampai tujuan harus sehat,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyebut bahwa kenaikan harga hewan kurban tahun ini masih tergolong dapat dijangkau oleh masyarakat. Ia berharap ada peningkatan permintaan dan pembelian sapi mendekati Hari Raya Idul Adha.
“Peternak ini kan bahagianya saat musim kurban seperti ini, karena mereka bisa menjual hewan ternak lebih banyak dan harganya lebih tinggi. Harapan kami, nanti ada lonjakan permintaan hewan kurban di hari-hari terakhir, karena biasanya tren pembelian memang menjelang Idul Adha. Semoga ada lonjakan, dan peternak sejahtera,” kata Danang.