HARIANE – Jelang puncak haji 2024, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mempersiapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah.
Murur adalah bermalam (mabit) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah. Jadi, jamaah yang menjalani murur akan tetap berada di dalam bus saat tiba di Muzdalifah.
Selanjutnya, mereka akan dibawa ke tenda di Mina untuk menjalani rangkaian ibadah haji lainnya hingga selesai.
Yang perlu diketahui, skema murur saat Mabit di Muzdalifah ini hanya diperuntukkan baji jamaah resiko tinggi, lansia, penyandang disabilitas, pengguna kursi roda dan para pendampingnya.
“PPIH arab saudi menargetkan ada 55.000 jamaah haji risti, lansia, disabilitas, berkursi roda dan para pendampingnya yang ikut serta dalam skema murur ini,” jelas Subhan Cholid.
Sementara jamaah haji yang sehat dan dalam kondisi yang vit, akan turun dari bus untuk kemudian bermalam di Muzdalifah.
Skema Mabit di Muzdalifah bagi Jamaah yang Murur dan Normal
Subhan Cholid menjelaskan, penerapan skema murur saat bermalam di Muzdalifah bukanlah tanpa alasan.
Selain padat, area di Muzdalifah juga terbatas. Selain itu skema murur juga bertujuan untuk menjaga keselamatan jamaah yang beresiko tinggi.
Dilansir dari Kemenag, berikut adalah skema bermalam di Muzdalifah bagi jamaah yang murur ataupun yang mabit dengan cara normal :
1. Pukul 18.00 waktu Arab Saudi atau setelah menjalani wukuf, jamaah akan digiring memasuki halte pintu pemberangkatan di Arafah menuju ke Muzdalifah.
2. Bus akan mulai berangkat ke Muzdalifah saat matahari terbenam.