Berita , Pilihan Editor

Kebijakan Shanghai Pagari Daerah Terkonfirmasi Covid-19 Menuai Kecaman, Dinilai Tidak Manusiawi

profile picture Ichsan Muttaqin
Ichsan Muttaqin
Kebijakan Shanghai Pagari Daerah Terkonfirmasi Covid-19 Menuai Kecaman, Dinilai Tidak Manusiawi
Kebijakan Shanghai Pagari Daerah Terkonfirmasi Covid-19 Menuai Kecaman, Dinilai Tidak Manusiawi
HARIANE - Kebijakan Shanghai pagari daerah terkonfirmasi Covid-19 menuai kecaman masyarakat Shanghai dan netizen negeri bambu.
Dikutip dari Reuters, kebijakan Shanghai pagari daerah terkonfirmasi Covid bertujuan agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang semakin merebak di Shanghai.
Namun, banyak pihak menilai, kebijakan Shanghai pagari daerah terkonfirmasi Covid ini adalah hal yang tidak manusiawi sehingga menuai kecaman publik Shanghai.

Alasan Shanghai terapkan Pemagaran Daerah

Alasan utama Shanghai terapkan pemagaran daerah adalah tingginya penularan kasus Covid di kota ini.
Baca Juga: Shanghai Terapkan Perpanjangan Lockdown, Menjadi Operasi Medis Nasional Terbesar Ke-2 Setelah Wuhan
Sampai tanggal 24 April 2022, Kota Shanghai telah mencatat sebanyak 19.657 kasus baru tanpa gejala yang ditularkan secara lokal. Hal ini mengalami sedikit penurunan setelah sebelumnya menginfeksi sebanyak 20.634 orang.
Kasus di luar daerah karantina berjumlah sebanyak 280 kasus yang mengalami peningkatan yang sebelumnya hanya berjumlah 218 kasus.
Untuk menanggani kasus di luar daerah karantina, Shanghai melakukan upaya tes Covid-19 di seluruh kota agar mempercepat upaya pemindahan pasien positif Covid ke pusat karantina.
Sementara itu, kota lain di luar Shanghai mulai melakukan pelonggaran karantina dan pembatasan saat kasus terkonfirmasi Covid-19 mencapai angka nol.

Kebijakan Shanghai Memerangi Covid Menuai Kecaman Publik dan Netizen

Kebijakan Shanghai tersebut juga menuai kecaman netizen setelah viralnya sebuah video yang menunjukkan pekerja berbaju hazmat menutup pintu masuk blok perumahan dan menutup seluruh jalan dengan pagar hijau setinggi dua meter tersebar di media sosial.
Ads Banner

BERITA TERKINI

Kecelakaan Tunggal di Gunungkidul, Pesepeda Asal Bantul Meninggal Dunia

Kecelakaan Tunggal di Gunungkidul, Pesepeda Asal Bantul Meninggal Dunia

Sabtu, 19 April 2025
Puluhan Ribu Jemaah Haji 2025 Ikut Murur dan Tanazul, Begini Skemanya

Puluhan Ribu Jemaah Haji 2025 Ikut Murur dan Tanazul, Begini Skemanya

Sabtu, 19 April 2025
Hilang Kendali, Mobil Listrik Tabrak Puluhan Motor di Sunter Jakut

Hilang Kendali, Mobil Listrik Tabrak Puluhan Motor di Sunter Jakut

Sabtu, 19 April 2025
Harga Emas Antam Hari ini Sabtu 19 April 2025 Mulai Naik atau Turun ...

Harga Emas Antam Hari ini Sabtu 19 April 2025 Mulai Naik atau Turun ...

Sabtu, 19 April 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Sabtu 19 April 2025 Naik atau Turun? Berikut ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Sabtu 19 April 2025 Naik atau Turun? Berikut ...

Sabtu, 19 April 2025
Hadapi Musim Kemarau, BPBD Gunungkidul Siapkan Ribuan Tangki Air Bersih

Hadapi Musim Kemarau, BPBD Gunungkidul Siapkan Ribuan Tangki Air Bersih

Jumat, 18 April 2025
Harga Emas Antam Hari ini Jumat 18 April 2025 Turun Rp 10.000 Per ...

Harga Emas Antam Hari ini Jumat 18 April 2025 Turun Rp 10.000 Per ...

Jumat, 18 April 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 18 April 2025 Melesat! Cek Rinciannya Disini

Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 18 April 2025 Melesat! Cek Rinciannya Disini

Jumat, 18 April 2025
Upaya Cegah Penyebaran Antraks, Pemkab Gunungkidul Akan Batasi Lalu Lintas Ternak

Upaya Cegah Penyebaran Antraks, Pemkab Gunungkidul Akan Batasi Lalu Lintas Ternak

Jumat, 18 April 2025
Kucing, Jadi Penyebab Kecelakaan lalu lintas di Kulon Progo

Kucing, Jadi Penyebab Kecelakaan lalu lintas di Kulon Progo

Jumat, 18 April 2025