Berita , D.I Yogyakarta
Ketua Komisi A DPRD DIY Ingatkan Pentingnya Wujudkan Masyarakat Tangguh Bencana dari Keluarga
HARIANE – Ketua Komisi A DPRD DIY di Yogyakarta, Eko Suwanto, menyebut bahwa langkah mewujudkan Yogyakarta tangguh bencana dapat diawali dalam lingkup terkecil, yaitu keluarga.
Menurutnya, keterampilan dan pengetahuan mitigasi bencana penting ditanamkan di lingkungan keluarga agar semua bisa selamat ketika terjadi bencana.
"Orang tua bisa mengajak anak-anaknya dan keluarga untuk belajar tangguh bencana, agar saat terjadi bencana setiap individu atau warga bisa menolong dirinya sendiri agar selamat," kata Eko, Selasa, 5 November 2024.
Dalam sosialisasi yang berkaitan dengan pemetaan risiko bencana gempa bumi potensi megathrust bersama BPBD DIY dan BMKG DIY, masyarakat Yogyakarta diingatkan untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Jangan lupa berdiskusi dengan keluarga untuk belajar tangguh. Kenapa? Orang yang pertama menolong adalah diri sendiri dan keluarga, berikutnya baru relawan PRB, Kaltana, dan KTB berperan sesuai tugas dan fungsinya dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko dampak," ujarnya.
Saat dialog bersama warga, merespons kondisi laporan warga Mantrijeron yang kesulitan air bersih karena sumur warga kering di musim kemarau, Eko Suwanto menyatakan pentingnya langkah pencegahan bencana dijalankan.
"Alih fungsi lahan di DIY tinggi untuk kebutuhan residensial atau bisnis. Area resapan air hilang, maka satu-satunya jalan adalah menjaga kawasan resapan air, memeriksa sumur warga apakah tercemar e-coli, membuat sumur resapan di kawasan, dan memulai kembali penanaman, serta mengusulkan pengadaan tanaman dalam musrenbang," terangnya.
Sekretaris Kaltana DIY, Agus Triyatno, menambahkan bahwa sebagai elemen relawan bencana, konsolidasi dan mitigasi penting untuk selalu dikerjakan. Relawan juga perlu rutin berlatih simulasi penanganan kebencanaan.
"Relawan bekerja sesuai kapasitasnya, maka peningkatan kapasitas dengan keterampilan khusus bagi relawan perlu dilakukan secara rutin. Pemetaan risiko dan potensi SDM di lingkungan harus dimiliki dan selalu diperbarui," kata Agus.****