Berita
Konflik Agama di India Menelan Korban Jiwa, Kebijakan Diskriminatif Memicu Kekerasan
Menurut laporan media dan warga Nuh, bentrokan terjadi setelah beberapa pria Muslim menghentikan prosesi keagamaan tersebut dan batu-batu dilemparkan ke arah prosesi tersebut.
Imbasnya, kelompok-kelompok Hindu merespon balik, dan dalam kekerasan yang terjadi, enam orang tewas, termasuk dua anggota pasukan keamanan.
Otoritas di Haryana telah mendeploy tambahan pasukan, memberlakukan jam malam, dan mematikan internet setelah kerusuhan itu terjadi dan meredam konflik agama di India.
Namun, langkah-langkah tersebut tidak menghentikan kelompok Hindu untuk menyerang toko-toko milik Muslim, warung-warung pinggir jalan, properti, dan tempat-tempat ibadah di Gurugram serta kota-kota terdekat seperti Sohna.
Toko-toko di Sektor 70A dan Sektor 66 Gurugram dibakar pada Selasa malam, sementara anggota Bajrang Dal mengadakan aksi di kota Bahadurgarh di Haryana, sambil berteriak slogan-slogan yang penuh kebencian.
"Desh ke gaddaron ko, Goli maaro saalon ko yang artinya Tembak pengkhianat negara kami," slogan Bajrang Dal saat aksi kekerasan.
Perdana Menteri Narendra Modi dikritik karena tetap diam mengenai kekerasan etnis yang telah terjadi bagian timur laut Manipur dan konflik agama di India negara bagian Haryana.
Sementara itu, seperti diwartakan Eurasiareview, keruntuhan aturan hukum di India menjadi pemicu konflik yang belum berkesudahan ini.
Kejadian-kejadian seperti ini adalah hasil yang merugikan India dan jelas dari politik mayoritas Hindu pemerintahan BJP.
Undang Undang dan kebijakan yang secara sistematis mendiskriminasi minoritas dan mencap stigmatik terhadap kritikus pemerintah.
Pelanjutan penghinaan terhadap umat Muslim telah menyebabkan peningkatan kejahatan kebencian.
Pihak berwenang cepat untuk menghukum Muslim yang protes sementara memberikan pengampunan kepada anggota massa Hindu yang meneriakkan yel-yel dan menyerang Muslim, bisnis mereka, atau tempat-tempat ibadah.