HARIANE - Konflik Iran Israel kini tengah memanas, sebanyak lebih dari 300 proyektil ditembakkan dalam waktu semalam ke Israel.
Proyektil-proyektil yang ditembakkan itu sebagian besar berasal dari Iran, dan sebagian lainnya dari Irak dan Yaman.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengungkapkan dalam pernyataannya di televisi, bahwa dari ratusan proyektil yang ditembakkan itu sebanyak 99% di antaranya berhasil ditangkis.
Ia juga mengungkapkan pasukan militer Israel telah berfungsi sepenuhnya dan kini sedang mendiskusikan soal opsi-opsi operasi selanjutnya.
Dilansir dari Aljazeera, seorang senator Partai Demokrat Amerika Serikat, Chuck Schumer, menyebutkan dirinya telah mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat bekerja sama dengan Israel melindungi negara tersebut dari serangan rudal Iran.
Schumer menyampaikan bahwa hanya beberapa drone saja yang berhasil lolos dan jumlah korban yang terdampak hanya sedikit.
Dukungan Amerika Serikat terhadap Israel juga ditegaskan oleh Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin yang mengungkapkan AS telah membantu Israel untuk menangkis kiriman lusinan misil dan drone dari Iran, Iraq, Suriah, dan Yaman.
Menurutnya, respon AS tersebut bukan dimaksudkan untuk mencari gara-gara dengan Iran melainkan sebagai bentuk perlindungan terhadap pasukan militernya dan juga pertahanan diri Israel.
Alasan Iran Menembakkan Misil ke Israel
Konflik Iran Israel yang tengah memanas berawal dari serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 lalu.
Serangan Iran kali ini merupakan respon atas serangan tersebut, tetapi Iran membantah berniat untuk membuat konflik di kawasan menjadi lebih luas.
Melalui surat yang ditujukan kepada PBB, Iran menekankan bahwa serangannya terhadap Israel adalah langkah yang legal dan bisa dibenarkan sebagai tindakan perlindungan diri menghadapi agresi Israel.