Pada dekade 1990-an, sekolah ini sempat memiliki jumlah murid yang sangat banyak, namun seiring waktu jumlahnya terus menurun.
“Dengan kondisi seperti ini, kami masih terus berkoordinasi dengan pihak yayasan untuk mempertahankan eksistensi sekolah. Jangan sampai sekolah ini tutup,” tegasnya.
Pihak sekolah pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menarik minat calon siswa. Di antaranya bekerja sama dengan TK-TK di sekitar Kalurahan Wareng, bahkan melakukan pendekatan door to door ke calon siswa untuk memperkenalkan program-program unggulan SD Muhammadiyah Wareng.
“Kami juga menyosialisasikan beberapa program unggulan dan ekstrakurikuler, seperti BTA (Baca Tulis Alquran), hafalan, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Selain SD Muhammadiyah Wareng, SD Negeri Jeruksari yang berlokasi di pusat kota sekitar 1 kilometer dari Alun-Alun Wonosari, juga tidak mendapatkan siswa pada tahun ajaran 2025/2026.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dimiliki, terdapat 14 SD yang tidak mendapatkan siswa baru.
Jumlah ini kemungkinan masih bertambah, mengingat ada puluhan sekolah lain yang hanya mendapatkan 1 siswa.
Beberapa di antaranya adalah:
-
SDN Giripangging Tepus
-
SDN Gunungsari Semanu
-
SDN Gupakan II Tepus
-
SDN Jaten Tanjungsari
-
SDN Kropak Tepus
-
SDN Puleireng Tepus
-
SDN Wonolagi Playen
-
SD Kanisius Bandung I Playen
-
SD Muhammadiyah Boarding School Al Muttaqiin
-
SD Muhammadiyah Gebang Rongkop
-
SD Muhammadiyah Pilangrejo Nglipar
-
SD Muhammadiyah Wareng Wonosari
-
SD Muhammadiyah Wonodoyo Ponjong
-
SD Sanjaya Giring Paliyan
“Selain yang tidak mendapatkan peserta didik sama sekali, ada 198 SD yang hanya mendapatkan 1 hingga 10 siswa baru. Kemungkinan sekolah yang hanya mendapatkan satu siswa akan mengalihkan atau memindahkan siswa tersebut ke sekolah lain,” ujar Nunuk.
Fenomena sekolah yang tidak mendapatkan siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026 ini disebabkan oleh menurunnya jumlah anak usia masuk sekolah.