Berita , Jateng

Kurangi Polusi Udara, PLN Galakkan Electryfing Agricultural di 5 Provinsi

profile picture Andi May
Andi May
Kurangi Polusi Udara, PLN Galakkan Electryfing Agricultural di 5 Provinsi
Manajer UPT PLN Delanggu Klaten, Krisna Adi memaparkan Electrifying Agricultural ke para Petani Desa Burikan, Cawas, Klaten. (Foto; Rizky Riawan Nursatria/Hariane).

HARIANE - Demi mengurangi polusi udara atau emisi, PLN serukan petani untuk beralih ke tenaga listrik untuk lahan pertanian dengan program yang dicanangkan yakni Electrifying Agricultural. 

Electrifying Agricultural yang digalakan PLN menyasar lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. 

Electryfing Agricultural merupakan program PLN dengan pemanfaatan energi listrik dibidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan perternakan untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi operasional. 

Hal itu dikatakan Manager ULP PLN Delanggu, Krisna Adi saat mengenalkan Electryfing Agriculture ke puluhan petani di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu 19 Agustus 2023. 

"Kami mengharapkan kepada para petani yang masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pompa air segera beralihlah ke listrik, karena pemerintah saat ini tengah gencar mengurangi emisi atau pencemaran udara," ujar Krisna Adi kepada Hariane. 

Pemanfaatan Electrifying Agricultural 

Ia melanjutkan, pihaknya tengah mengkonversi pembangkit - pembangkit ke Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti motor listrik, mobil listrik dan lain - lain agar tidak bergantung lagi ke BBM.

Selain menekan polusi udara, salah satu kelebihan pemanfaatan listrik untuk pertanian yakni dapat menekan biaya pokok produksi atau lebih hemat. 

"Sebanyak 491 petani di Klaten memanfaatkan listrik untuk pompa dengan jumlah total daya yang tersambung 4.332,2 KVA," jelasnya. 

Ia juga menuturkan prorgram Electryfing Agricultural memakai tarif industri yakni Rp 900 per KWHnya. 

Salah seorang Petani Desa Burikan, Suramta mengeluhkan biaya operasi pemanfaatan BBM untuk lahan pertanian miliknya cukup besar atau berat. 

"Karena mayoritas dari kami mengambil air dari sungai menggunakan pompa BBM sehingga biaya operasional sangat besar," keluh Suramta. 

Ads Banner

BERITA TERKINI

Harga Emas Antam Hari ini Selasa 3 Juni 2025 Naik Fantastis, Berikut Info ...

Harga Emas Antam Hari ini Selasa 3 Juni 2025 Naik Fantastis, Berikut Info ...

Selasa, 03 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Selasa 3 Juni 2025 Stabil, Cek Rincian Lengkapnya ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Selasa 3 Juni 2025 Stabil, Cek Rincian Lengkapnya ...

Selasa, 03 Juni 2025
Waspadai Kasus Covid Baru, Dinkes Bantul Mulai Sosialisasi ke Fasyankes

Waspadai Kasus Covid Baru, Dinkes Bantul Mulai Sosialisasi ke Fasyankes

Senin, 02 Juni 2025
Persiapan Puncak Haji, PPIH Ingatkan Jemaah Bawa Barang Ini Saat Wukuf

Persiapan Puncak Haji, PPIH Ingatkan Jemaah Bawa Barang Ini Saat Wukuf

Senin, 02 Juni 2025
Pemda DIY Mulai Proses Relokasi TKP ABA ke Kotabaru

Pemda DIY Mulai Proses Relokasi TKP ABA ke Kotabaru

Senin, 02 Juni 2025
Kemunculan Buaya di Sungai Progo Pandak Bantul Gegerkan Warga

Kemunculan Buaya di Sungai Progo Pandak Bantul Gegerkan Warga

Senin, 02 Juni 2025
Kecelakaan Maut di Pemalang Hari ini, Pemotor Tewas Terlindas Truk

Kecelakaan Maut di Pemalang Hari ini, Pemotor Tewas Terlindas Truk

Senin, 02 Juni 2025
Dispar Bantul Raup Rp 2,5 Miliar Selama Bulan Mei 2025

Dispar Bantul Raup Rp 2,5 Miliar Selama Bulan Mei 2025

Senin, 02 Juni 2025
Gegara Laka Tunggal, Mobil Terbalik di Semarang dan Sebabkan Macet

Gegara Laka Tunggal, Mobil Terbalik di Semarang dan Sebabkan Macet

Senin, 02 Juni 2025
Hendak ke Ladang, Warga Gunungkidul Justru Tewas Usai Tertabrak Motor

Hendak ke Ladang, Warga Gunungkidul Justru Tewas Usai Tertabrak Motor

Senin, 02 Juni 2025