Ia juga menuturkan biaya BBM untuk pompa air di lahan pertanian selama 8 jam sebesar Rp 100 ribu sehingga berupaya berhemat dengan menggunakan gas yang menurutnya gampang rusak.
"Jadi pemaparan pemanfaatan listrik oleh PLN merupakan kabar gembira bagi kami dan saya akan menjadi pendaftar pertama program Electryfing Agricultural di Desa Burikan," ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Burikan, Surata mengharapkan kehadiran PLN dapat memberikan solusi dari permasalahan para petani di desanya.
"Untuk desa kami mayoritas warganya petani dengan menanam padi dan kedelai menggunakan sumur dalam untuk perairan lahan pertanian," ujar Surata.
Desa Burikan memiliki 98 hektar lahan pertanian yang dikelola oleh warga setempat.****
Baca artikel menarik lainnya di harianesemarang.com