Gaya Hidup , Budaya , Wisata , Pilihan Editor
Menelaah Jalan Malioboro Yogyakarta, Dengan 3 Keistimewaan yang Dimilikinya
Anasya Adeliani
Menelaah Jalan Malioboro Yogyakarta, Dengan 3 Keistimewaan yang Dimilikinya
HARIANE - Jalan Malioboro Yogyakarta yang popular berlokasi di antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Tugu Pal Putih. Jalanan Malioboro yang legendaris ini juga dikenal menjadi surga oleh-oleh, belanja serta wisata kuliner.
Jalan Malioboro Yogyakarta pada malam hari akan lebih padat dan ramai karena banyak seniman yang mengekspresikan kemampuannya seperti musik, pantomim, melukis dan lainnya.
Jalan Malioboro Yogyakarta terdapat jalur pedestrian yang dilengkapi dengan beberapa tempat duduk yang telah disiapkan Pemerintah Kota Yogyakarta, agar wisatawan dalam negeri maupun mancanegara lebih nyaman dan menikmati suasana Malioboro.
Kawasan Malioboro selalu padat dikunjungi wisatawan, meski tidak berbelanja, Malioboro memang sangat apik ditangkap menggunakan kamera.
Mulai tahun 2019 diterapkan aturan baru bahwa setiap selasa wage kawasan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor kecuali kendaraan umum trans jogja serta kendaraan pelayanan masyarakat seperti truk pengangkut sampah, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran.
BACA JUGA : Mengembalikan Malioboro, Jalan Ikonik di Jogja sebagai Falsafah Hidup "Wong Jogja"Selain bebas kendaraan bermotor, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Malioboro juga tutup. Dengan adanya aturan baru ini, banyak kegiatan diselenggarakan setiap Selasa Wage di kawasan Malioboro. Hal ini membuat Malioboro tetap padat didatangi para wisatawan. Malioboro adalah nama salah satu jalan yang berada di pusat kota Yogyakarta. Jalan Malioboro merupakan nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. Dikutip dari Arsip dan Perpustakaan Jogja Kota jalan Malioboro berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang berarti karangan bunga. Ada pula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816 M. Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19.