HARIANE - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan dari petugas Pemilu 2024 yang dilakukan tes screening kesehatan, ada 400 ribu orang yang memiliki risiko tinggi.
Hal tersebut diungkapkan dalam konferensi pers bersama Pemerintah dengan Bawaslu dan KPU pada Senin, 19 Februari 2024.
Budi menyebutkan tes kesehatan dilakukan pada petugas yang sudah terdaftar sebagai penyelenggara ad hoc Pemilu 2024 sebagai mitigasi risiko beban kerja berat.
Sebanyak 6,8 juta petugas menjalani proses tes kesehatan, sedangkan 400 ribu di antaranya termasuk ke dalam golongan berisiko tinggi.
"Nah risiko tingginya itu paling banyak hipertensi," terang Budi.
"Yang kedua jantung, 36% waktu di-screening sama BPJS," sambungnya.
Demi mengurangi jumlah petugas yang meninggal dunia hingga 0% pada pemilu mendatang, Menkes mengungkapkan akan rapat dengan pihak terkait soal usul tes kesehatan yang dilakukan sebelum pendaftaran.
Menurutnya, beban kerja petugas Pemilu 2024 tergolong berat dan khusus sehingga seharusnya dilakukan screening kesehatan sebelum menjalankan tugas.
"Karena petugas pemilu ini kan kerjanya ada yang sampai di atas 10 jam gitu kan, ada yang 12 jam, 16 jam, ini kan udah kerja kayak tentara Kopasus gitu kan, kerjanya kerja yang bener-bener khusus dan berat," ungkap Budi.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan usul untuk melakukan uji kesehatan keliling setiap 6 jam untuk petugas terutama saat masa pencoblosan dan penghitungan suara berlangsung.
Uji kesehatan yang bisa dikoordinasikan dengan puskesmas setempat tersebut menurutnya bisa dilakukan pada petugas Pemilu 2024 yang memiliki risiko tinggi terutama untuk pengecekan tekanan darah, denyut jantung, dan saturasi.
"Karena beberapa meninggalnya juga karena masalah pernapasan," terang Budi.