Berita , D.I Yogyakarta
Muncul Larangan Study Tour di Kalangan Pelajar Berdampak Pada Wisata, Begini Kata Dispar Bantul
HARIANE - Sejumlah daerah mengeluarkan kebijakan larangan study tour imbas kecelakaan bus rombongan pelajar yang terjadi di Ciater Jawa Barat beberapa waktu lalu. Berdasarkan informasi, larangan itu sudah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Menyusul larangan tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul mengaku pasrah jika berimbas pada kunjungan wisata di wilayah Bantul. Sebab, 70 persen kunjungan wisata di wilayah Bantul berasal dari kalangan pelajar.
"Ya, kalau benar dilarang, kami pasrah. Karena apa? wisatawan yang ke Bantul itu kan mayoritas anak sekolah. Kalau diprosentase anak sekolah yang berkunjung itu bisa mencapai 60 sampai 70 persen," kata Subkoordinator Kelompok Substansi Pembinaan Usaha dan Investasi Pariwisata Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi, Kamis, 16, Mei, 2024.
Meski begitu, Markus berharap kebijakan itu tidak hanya sekedar larangan, namun harus dengan penjelasan yang lebih rinci.
Terkait larangan itu, Markus mengatakan sampai saat ini belum ada dampak yang begitu signifikan. Pasalnya, pihaknya harus melihat akumulasi kunjungan hingga akhir bulan Mei mendatang.
"Kita lihat nanti di akhir bulan. Kebetulan anak sekolah kan ada yang sudah selesai ASPD. Jadi sementara, kami belum bisa memerkirakan berapa penurunannya nanti," imbuh Ipung.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Singgih Riyadi mengatakan untuk menghindari kejadian serupa terulang di wilayah Bantul, pihaknya berencana untuk melakukan pemeriksaan armada bus secara acak di sejumlah objek wisata.
"Kami akan cek secara acak. Jangan sampai bus yang berwisata di Bantul tidak layak," terang Singgih.
Tak hanya itu, Singgih mengatakan bahwa Dishub Bantul siap melakukan pemeriksaan kendaraan apabila diminta oleh sekolah yang akan melakukan study tour. Sejauh ini, kata Singgih, sudah ada 11 bus yang terakhir dicek oleh petugas Dishub Bantul untuk SMKN 1 Sedayu yang ingin study tour keluar DIY. Hasilnya 11 bus tersebut layak jalan.
"Sementara tadi sudah ada surat dari SMPN3 Pleret yang minta dicek kelayakannya. Segera kami cek kondisinya nanti," ucap Singgih.
Menurut Singgih, upaya untuk antisipasi terkait dengan keselamatan armada yang digunakan untuk study tour tidak hanya menjadi tanggung jawab pihaknya. Namun, juga dari Disdikpora Bantul dan sekolah. Untuk itu, pihaknya berharap agar edaran terkait dengan tips memilih bus untuk kegiatan study tour dipatuhi.
"Kami juga minta kepada pihak sekolah, jika butuh pengecekan armada bus untuk study tour, silakan hubungi kami nanti akan kami cek," ucap Singgih.****