Berita
Pemerintah Tetapkan Tiwul dan Wader Liwet Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Gunungkidul
HARIANE - Kabupaten Gunungkidul memiliki beberapa makanan tradisional yang hingga sekarang masih terus diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakatnya. Misalnya, tiwul, apem contong, wader liwet dan masih banyak lagi.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah melakukan kajian pada makanan-makanan khas Gunungkidul, hingga kemudian ada 2 jenis makanan tradisional yang ditetapkan pemerintah sebagai warisan budaya tak benda atau Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
Penanggung jawab kajian warisan, Bidang Warisan Budaya, Kundha Kabudayan Gunungkidul, Hadi Rismanto mengatakan, tahun 2021 Kementerian melakukan sebuah riset tentang sejumlah makanan tradisional di Kabupaten Gunungkidul.
Pada saat ini ada beberapa makanan khas yang dilakukan kajian, samlai pada akhirnya tiwul ditetapkan pemerintah sebagai makanan tradisional warisab budaya tak benda.
Menurutnya, penetapan tiwul sebagai warisan budaya ini karena makanan ini memiliki perjalanan panjang.
Dulunya tiwul merupakan makanan pokok warga Gunungkidul sebelum kemudian beralih mengkonsumsi nasi menjadi makanan pokok, hingga sekarang tiwul pun masih dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pengganti nasi.
Dalam proses pembuatan tiwul pun juga sangat sederhana. Semula singkong atau ketela pohon dijemur agar menjadi gaplek atau singkong kering, baru kemudian ditumbuk agar menjadi tepung.
Tepung ini lah yang kemudian sedikit demi sedikit diberi air dan di kukus untuk menjadi butiran-butiran tiwul.
"Tiwul sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Gunungkidul," ucap Hadi Rismanto.
Setelah tiwul yang ditetapkan oleh pemerintah, tim kembali mengusulkan kajian untuk Apem Contong dari Kalurahan Sodo, Kapanewon Paliyan dan Wader Liwet dari Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar.
Hasilnya, tahun lalu pemerintah menetapkan Wader Liwet menjadi warisan budaya tak benda.
Makanan ini biasanya disajikan pada momentum tertentu oleh warga Padukuhan Klayar. Menurutnya, makanan wader liwet ini adalah makanan khas Padukuhan Klayar yang mana masyarakat di daerah tersebut memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mereka konsumsi.