Berita , D.I Yogyakarta
Sastra Surup FSY 2025 Suguhkan Sastra Performatif dalam Suasana Kontemplatif

HARIANE – Pertunjukan bertajuk Panggung Surup: Sastra Surup menjadi salah satu sesi reflektif di hari kedua penyelenggaraan Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025, Kamis (31/7/2025).
Mengambil latar waktu surup, atau sore hari, program ini menyuguhkan pertunjukan sastra performatif yang memadukan puisi, musik, dan monolog dalam balutan suasana senja.
Pertunjukan dibuka oleh Tholokustik/Perpustra dengan perpaduan musikalisasi puisi, humor, dan kritik sosial.
Komunitas Sastrawi turut hadir dengan pembacaan puisi oleh para penyair muda yang mengekspresikan keresahan dan sensitivitas terhadap zaman.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah monolog bertema kegelisahan manusia urban, dibawakan dengan bahasa puitis dan kontemplatif oleh seorang aktor muda.
Kemudian, seniman Danang Rusmandoko tampil membacakan puisi bertema kehilangan. Puisi tersebut ia sampaikan dengan penghayatan mendalam, diiringi petikan gitar akustik yang lembut.
Penampilan ini menciptakan resonansi emosional yang kuat dan membawa penonton pada suasana hening yang intim.
“Panggung Surup bukan sekadar ruang pertunjukan, tetapi ruang sunyi bersama. Tempat kita mendengar kata dengan perlahan, di tengah cahaya yang meredup,” kata Adel, panitia Festival Sastra Yogyakarta.
Ia menjelaskan, konsep surup dipilih sebagai simbol waktu jeda, momen untuk meresapi makna dan menemukan kembali kekuatan puitik dalam keheningan.
Pengunjung dari berbagai usia dan latar belakang turut larut dalam suasana kontemplatif yang disuguhkan.
Banyak yang menyebut bahwa Sastra Surup menjadi jeda emosional di tengah padatnya agenda festival, tempat kata-kata kembali mendapatkan ruang untuk didengar dan dihayati secara utuh.
Pamong Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dian Korprianing Nugraha, mengatakan bahwa Sastra Surup merupakan salah satu upaya menghadirkan literasi dalam bentuk yang lebih menyentuh dan personal.