Filosofi membuat kopi ini, bisa kita contoh dan terapkan dalam melaksanakan nilai-nilai kementerian keuangan yang ketiga yaitu Sinergi, dengan perilaku utama, menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.
Kopi diibaratkan sebagai suatu permasalahan dan secangkir kopi diibaratkan sebagai solusi terbaik.
Sedangkan si penggiling kopi, si perebus air, si penyeduh kopi dan si penikmat kopi diibaratkan sebagai para pemangku kepentingan.
Sementara itu, si perlengkapan untuk membuat kopi (grinder, ketel timbangan, thermometer, timer, alat seduh kopi) diibaratkan sebagai sarana prasarana yang dimiliki para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Jika terjadi suatu permasalahan, maka para pemangku kepentingan akan berkumpul untuk menganalisa permasalahan yang ada.
Setelah itu para pemangku kepentingan akan menentukan methode apa yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Berdasarkan hasil analisa dan methode yang dipilih, para pemangku kepentingan akan menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki untuk mulai membuat solusi terbaik sesuai jadwal yang ditentukan dalam membuat dan memutuskan solusi terbaik, para pemangku kepentingan berdiskusi dan berdebat dengan sikap saling memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati sesama para pemangku kepentingan.
Dengan cara dan sikap seperti tersebut diatas, maka bersinergi untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, dapat dijalankan dengan sempurna. InsyaAllah.
Bravo….. Salam Perbendaharaan…. Sinergi Membangun Negeri.