Gaya Hidup
Sinopsis Film Air Mata di Ujung Sajadah, Apakah 'Fedi Nuril' akan Poligami Lagi?
HARIANE - Sinopsis film Air Mata di Ujung Sajadah menampilkan secara singkat kisah yang akan disajikan dalam film ini.
Film ini menggaet beberapa artis kenamaan Indonesia sebagai pemeran utamanya yakni Fedi Nuril, Citra Kirana, dan Titi Kamal.
Jelang penayangannya bulan Juli 2023 mendatang di bioskop, tak sedikit warganet yang bertanya-tanya apakah film ini akan menghadirkan persoalan poligami. Sebab, ada Fedi Nuril di dalamnya yang sering berperan dalam film poligami.
Penasaran apakah film Air Mata di Ujung Sajadah akan mengangkat persoalan poligami? Terkait hal ini, Fedi Nuril pun memberikan jawabannya. Simak informasi selengkapnya sebagai berikut.
Sinopsis Film Air Mata di Ujung Sajadah, Fedi Nuril Berikan Jawaban Terkait Apakah Film Ini Mengangkat Persoalan Poligami
Fedi Nuril membagikan teaser trailer dan sinopsis dari film Air Mata di Ujung Sajadah melalui Instagramnya pada Jumat, 19 Mei 2023.
Sebagaimana tertulis dalam keterangan unggahan, film Air Mata di Ujung Sajadah mengisahkan mengenai seorang perempuan bernama Aqilla (Titi Kamal) yang melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh Halimah, ibunya.
Setelah suami Aqilla meninggal karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla bahwa bayinya meninggal ketika dilahirkan.
Padahal tanpa sepengetahuan Aqilla, Halimah memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah, tapi belum memiliki anak, yakni Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana). Bayi itu dinamai Baskara yang berarti cahaya.
Namun, tujuh tahun kemudian, Aqilla akhirnya diberitahu Halimah bahwa anaknya masih hidup. Usai itu, Aqilla berusaha untuk mendapatkan kembali Baskara.
Usai membaca sinopsis film Air Mata di Ujung Sajadah, warganet yang telah mengenal Fedi Nuril sebagai pemeran spesialis poligami pun merasa was was dan khawatir apakah dalam film ini akan ada persoalan poligami seperti pada beberapa film yang pernah diperankan Fedi sebelumnya.
Pasalnya, film-film Fedi sebelumnya yang mengangkat persoalan poligami dinilai menguras emosi dan menyayat hati para penontonnya.