Berita , D.I Yogyakarta

Soroti Riasan Paes Ageng Pernikahan Luna Maya, DPD HARPI DIY: Banyak Keluar dari Pakem

profile picture Yohanes Angga
Yohanes Angga
Soroti Riasan Paes Ageng Pernikahan Luna Maya, DPD HARPI DIY: Banyak Keluar dari Pakem
Penampilan Luna Maya menggunakan tata rias ala paes ageng khas keraton Yogyakarta dalam momen pernikahannya dengan Maxime Bouttier. Foto/istimewa.

HARIANE – Baru-baru ini, netizen Indonesia dihebohkan dengan kabar pernikahan aktris terkenal Luna Maya dan Maxime Bouttier di Bali. Karena penampilannya yang disebut cantik, banyak pihak memberikan pujian kepada Luna.

Sayangnya, di balik kabar gembira tersebut, ada kegelisahan yang menggelayuti hati para pelestari budaya. Salah satunya disampaikan oleh DPD Himpunan Ahli Rias Pengantin (HARPI) Melati DIY.

Ketua DPD HARPI Melati DIY, Listiani Sintawati, menyebut bahwa terdapat penyimpangan dari pakem tata rias pengantin Paes Ageng yang digunakan dalam pernikahan tersebut.

"Kami dari HARPI turut bahagia atas pernikahan mereka, tetapi kami juga prihatin. Tata rias yang digunakan banyak keluar dari pakem," katanya, Sabtu (10/5/2025).

Menurutnya, bentuk riasan yang digunakan Luna Maya memang menyerupai Paes Ageng, tetapi tidak sesuai dengan kaidah asli Yogyakarta.

Ia menjelaskan, tata rias Paes Ageng bukan sekadar seni menghias wajah. Riasan ini sarat akan nilai filosofi dan spiritual, mengandung doa-doa yang telah diwariskan turun-temurun dari Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Rias Paes Ageng ini bukan sekadar milik HARPI. Ini milik budaya, milik Kraton. Kita hanya meminjam. Maka, kita harus menjaga, merawat, dan tidak boleh merusaknya," tegasnya.

Ia menambahkan, permintaan klien kepada para juru rias agar dirias seperti Luna Maya justru akan memperburuk keadaan. Jika tidak dikendalikan, maka akan muncul generasi perias yang melenceng dari pakem dan masyarakat yang salah kaprah.

"Kami khawatir nanti makin banyak pengantin ingin tampil seperti Luna Maya. Padahal itu tidak sesuai. Maka dari itu, kami akan terus melakukan edukasi kepada para perias dan klien agar kembali pada jalur yang benar," ujarnya.

Melalui pernyataan HARPI DIY, pihaknya menegaskan bahwa maksud mereka bukan untuk melarang penggunaan tata rias khas Yogyakarta, melainkan mengajak para juru rias untuk memahami makna di balik riasan tersebut.

"Kami bukan melarang, tapi mengajak. Jika ingin menggunakan rias Paes Ageng, maka pelajarilah. Pahami filosofinya. Hormati warisannya," ujarnya.****

1
Ads Banner

BERITA TERKINI

Pakai Plat Mobil Dinas Palsu, Begini Alasan Pencuri Besi Rambu Lalu Lintas di ...

Pakai Plat Mobil Dinas Palsu, Begini Alasan Pencuri Besi Rambu Lalu Lintas di ...

Rabu, 16 Juli 2025
Eks Kades di Bogor Ditodong Parang dan Senpi, 2 Pelaku Dibekuk Polisi

Eks Kades di Bogor Ditodong Parang dan Senpi, 2 Pelaku Dibekuk Polisi

Rabu, 16 Juli 2025
Dilaporkan Hilang, Bocah 5 Tahun Asal Karanganyar Ditemukan Tewas Terapung di Sungai

Dilaporkan Hilang, Bocah 5 Tahun Asal Karanganyar Ditemukan Tewas Terapung di Sungai

Rabu, 16 Juli 2025
‎Ada Ndarboy Genk-NDX AKA, 7 Seniman Musik Bakal Meriahkan Perayaan HUT ke-194 Bantul ...

‎Ada Ndarboy Genk-NDX AKA, 7 Seniman Musik Bakal Meriahkan Perayaan HUT ke-194 Bantul ...

Rabu, 16 Juli 2025
Geger Kecelakaan di Tanjakan Yapan Sawangan, Truk Muat Hebel Oleng dan Timpa Mobil

Geger Kecelakaan di Tanjakan Yapan Sawangan, Truk Muat Hebel Oleng dan Timpa Mobil

Rabu, 16 Juli 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 16 Juli 2025 Turun, Yakin Mau Beli ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 16 Juli 2025 Turun, Yakin Mau Beli ...

Rabu, 16 Juli 2025
Harga Emas Antam Hari ini Rabu 16 Juli 2025 Turun Rp 6.000 per ...

Harga Emas Antam Hari ini Rabu 16 Juli 2025 Turun Rp 6.000 per ...

Rabu, 16 Juli 2025
Jadwal SIM Keliling Surabaya 16-31 Juli 2025, Cek Lokasi Pelayanan di Sini

Jadwal SIM Keliling Surabaya 16-31 Juli 2025, Cek Lokasi Pelayanan di Sini

Rabu, 16 Juli 2025
Jadwal KRL Bogor Manggarai 16-22 Juli 2025, Cek Jam Berangkat Terbaru

Jadwal KRL Bogor Manggarai 16-22 Juli 2025, Cek Jam Berangkat Terbaru

Rabu, 16 Juli 2025
Perkuat Komersialisasi Produk Kreatif Lokal, Kemenekraf Jajaki Kolaborasi dengan IMF

Perkuat Komersialisasi Produk Kreatif Lokal, Kemenekraf Jajaki Kolaborasi dengan IMF

Rabu, 16 Juli 2025