Berita , Nasional
Suhu Udara Naik 1,5% per Bulan, BRIN Peringatkan Cuaca Esktrim di Indonesia
HARIANE - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan peringatan akan potensi cuaca ekstrim di Indonesia yang disebabkan oleh kenaikan suhu udara.
Erma Yulihastin selaku Peneliti Ahli Utama Klimatologi dan Perubahan Iklim, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN mengungkapkan bahwa sejak September hingga sekarang kenaikan suhu per bulan rata-rata mencapai 1,5 derajat Celcius.
Menurutnya, perubahan suhu tersebut menyebabkan Indonesia terancam kekeringan dan banjir karena hujan ekstrim, dua jenis bencana yang akan dihadapi manusia ketika suhu meningkat secara signifikan.
Dilansir dari laman BRIN, Erma mengatakan di beberapa daerah dilaporkan terjadi puting beliung yang merupakan salah satu dampak cuaca buruk di Indonesia.
“Kalau kita melek cuaca banyak laporan terjadi puting beliung di beberapa daerah, ini salah satu dampak dari cuaca ekstrim. Dengan skala dampak yang luar biasa termasuk yang terjadi di Gedung BRIN Gunung Sindur pada awal Januari yang lalu,” jelasnya.
Oleh karena itu untuk menghadapi potensi bahaya bencana akibat cuaca yang ekstrim, diperlukan pembangunan masyarakat yang siaga terhadap cuaca dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar siap dan tanggap pada cuaca.
Erma juga menyarankan pemerintah untuk membuat komite cuaca ekstrim yang berfungsi untuk meminimalisir dampak buruk atau korban jiwa yang berisiko terjadi akibat cuaca ekstrim.
BRIN pun menemukan bahwa bencana kekeringan dan hujan ekstrim mengalami peningkatan signifikan, jika dilihat dari kajian perubahan iklim (2021-2050) khusus wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI).
Sementara itu Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala Putra mengungkapkan bahwa saat ini sedang diupayakan pengalihan paradigma masyarakat dengan menjadikan prediksi atau ramalan cuaca menjadi kebutuhan informasi harian.
Dengan begitu diharapkan masyarakat bisa memiliki kemampuan respon dan mengatasi potensi cuaca ekstrim di Indonesia melalui informasi cuaca dari BMKG.
"Karena upaya untuk merespon atas ancaman yang timbul dari early warning itu yang masih lemah,” kata Agie pada pemaparan soal diskusi cuaca ekstrim di Indonesia yang digelar di Media Lounge Discussion di Gd. BJ Habibie, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. ****