Gaya bertarung dan latarbelakang beladiri keduanya dinilai menjadi alasan utama perbedaan rekor ini.
Wonderboy yang memiliki latar belakang beladiri Karate, hanya bagus dalam pertarungan atas dan jarak jauh.
Sementara dengan latarbelakang Combat Sambo, Shavkat memiliki kemampuan Gulat (Wrestling) dan Kuncian (Grappling/Sibmission) di atas rata-rata.
Dengan kemampuan ini, Nomad, mampu bertarung dengan baik dalam semua posisi, baik saat bertarung dalam jarak jauh (stand up), dalam posisi clinch (gulat) maupun ground fighting.
Perbedaan level ini pula-lah yang ditunjukkan Shavkat dalam duel di UFC 296.
Pada awal ronde ke-1, Shavkat langsung merangsek maju dan tidak membiarkan Wonderboy mengjaga jarak.
Pada ronde ini, kedua petarung menghabiskan waktu dalam posisi clinch dengan Rakhmonov sebagai pengatur ritme pertarungan berkat kemampuan gulatnya.
Sementara Thompson, hanya mampu bertahan dari upaya take down sambil sesekali melancarkan serangan siku dan lutut.
Memasuki ronde ke-2, Wonderboy memulai pertarungan dengan lebih berhati-hati dengan banyak melancarkan tendangan samping dan pukulan jap untuk menjaga jarak sambil mengumpulkan poin.
Namun, Shavkat yang terkenal memiliki rahang baja terus merangsek dan berupaya melakukan single leg take down. Meski percobaan pertama ini gagal, Shavkat berhasil memaksa pertarungan kembali berlangsung dalam jarak dekat dalam posisi clinch.
Berkat kesabaran dan keunggulan skill gulat, Shavkat akhirnya berhasil melakukan take down dan mengambil top position. Dari posisi ini, shavkat melancarkan ground and pound sambil berusaha melancarkan kuncian Kimura.
Wonderboy yang berusaha mati-matian bertahan dari serangan teknik judo ini akhirnya melakukan kesalahan fatal dengan menjatuhkan diri kesamping dengan punggung menghadap lawan.