HARIANE – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menyebut produktivitas padi di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2025 ini meningkat dibandingkan dengan produktivitas tahun lalu.
Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2024 lalu jumlah produktivitas padi mencapai 269.841 ton dalam setahun, dengan rata-rata produktivitas sebesar 4,93 ton per hektare. Sementara pada tahun 2025 ini, produktivitas padi diprediksi mencapai 290.000 hingga 300.000 ton, dengan rata-rata panen 5,34 ton per hektare.
“Gunungkidul memiliki luas lahan baku untuk padi sawah dan padi ladang,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa produktivitas padi pada musim panen pertama ini tercatat sebanyak 203.842 ton. Jumlah tersebut baru terhitung dari Januari hingga Maret, sedangkan hasil panen bulan April belum diakumulasi.
“Masih ada hasil panen di bulan April yang belum masuk rekapitulasi. Kemudian, lahan petani ada yang panen 2 sampai 3 kali. Jadi, prediksi kami produktivitas padi bisa mencapai 290 ribu ton, bahkan lebih dari 300 ribu ton,” jelasnya.
Menurutnya, berbagai faktor memengaruhi peningkatan hasil panen, mulai dari curah hujan yang sangat baik bagi pertanian, bantuan pupuk yang lengkap dan melimpah, hingga penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk perawatan lahan dan panen yang diperbantukan secara maksimal.
“Kalau tahun ini, dari segala aspek mendukung. Sedangkan tahun lalu kurang optimal, salah satunya karena kondisi alam akibat El Nino yang berdampak pada sektor pertanian,” tambahnya.
Pemerintah sendiri tidak hanya memberikan perhatian kepada petani pada saat sebelum dan selama panen, namun juga mulai fokus pada penanganan pascapanen.
Salah satunya melalui program serapan gabah kering milik petani oleh Bulog yang bekerja sama dengan para PPL dan Babinsa. Beberapa daerah di Gunungkidul terus diintervensi melalui program ini, dan hasilnya ribuan ton gabah kering milik petani telah berhasil terserap oleh petugas.
Dandim 0730 Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, mengungkapkan bahwa saat ini serapan gabah petani masih terus dilakukan oleh petugas. Sejak beberapa bulan lalu hingga saat ini, tercatat sebanyak 2.337,375 ton gabah telah terserap.
“Sudah lumayan bagus, dan saat ini masih terus berjalan karena belum mencapai target 3.568 ton gabah kering. Sehingga kami masih mendampingi Bulog dalam proses penyerapan di lapangan,” terang Dandim.
Selain gabah, tim juga melakukan penyerapan beras milik petani. Saat ini terdapat 1.000 ton beras yang telah terserap dengan harga Rp12.000 per kilogram. Sedangkan untuk gabah kering, diserap dengan harga Rp6.500 per kilogram.