Sebab setelah terpapar bakteri TBC, kesehatan anak akan lebih rentan berkembang dari kondisi TBC laten menjadi penyakit TBC aktif, di mana pengobatan pada kedua jenis TBC ini akan sedikit berbeda
Pengobatan TBC laten pada anak dengan isoniazid-rifapentine selama 12 minggu. Obat alternatif yang mungkin akan diberikan dokter adalah rifampin selama 4 bulan, atau isoniazid selama 9 bulan.
Namun, jika TBC laten telah berkembang menjadi penyakit TBC aktif, anak harus menjalani pengobatan selama 6 hingga 9 bulan.
Adapun obat TBC akan diresepkan dokter tidak berbeda jauh dengan obat-obatan TB laten, seperti isoniazid dan rifampicin.
Obat-obatan yang diresepkan dokter ini harus diminum sampai habis agar dapat menekan risiko kambuh atau mengalami resistensi obat.
Mengingat beberapa kasus tanpa gejala yang kerap muncul pada anak-anak, maka pemeriksaan secara berkala adalah solusi terbaik dalam mencegah berkembangnya TBC pada anak.
Dilansir dari kanal YouTube Direktorat Gizi KIA, Indonesia adalah negara dengan penderita TBC terbanyak kedua di dunia. Jadi ada baiknya Gejala TBC pada anak juga harus diketahui orang tua agar dapat segera diatasi melalui pengobatan.****
Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com