HARIANE - Resolusi Gencatan Senjata di Gaza akhirnya diloloskan Dewan Keamanan PBB pada Senin, 25 Maret 2024.
Lolosnya resolusi tersebut setelah 10 negara anggota tak tetap, ditambah 4 negara anggota tetap menyatakan setuju. Sementara satu anggota negara tetap DK PBB, yaitu Amerika Serikat memilih untuk abstain.
Meski abstain, karena resolusi disetuji oleh sebagian besar anggota DK PBB maka resolusi yang memerintahkan gencatan senjata sesegera mungkin, pembebasan tawanan, dan dibukanya akses bantuan kemanusiaan darurat bisa diloloskan.
Hal tersebut dianggap menjadi titik balik penting yang baru bagi perang di Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Dilansir dari Aljazeera, alasan Amerika Serikat memilih untuk abstain adalah karena isi resolusi tidak semuanya disetujui dan sesuai dengan kebijakan AS.
"Poin kunci tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan pengutukan terhadap Hamas," terang Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.
Israel Protes Sikap AS Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Sikap AS yang tidak memveto resolusi DK PBB untuk Gaza itu mendapatkan reaksi negatif dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut bahwa hal tersebut akan melukai upaya melawan Hamas dan upaya untuk melepaskan tahanan warga Israel di Gaza.
Menyikapi keputusan AS untuk abstain, biro pemerintahan Netanyahu menyatakan tidak jadi mengirim delegasi pejabat tinggi ke Washington DC.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengundang pejabat Israel untuk datang ke Washington DC mendiskusikan soal rencana Israel yang akan melakukan penyerangan darat di Rafah, yang menjadi lokasi pengungsian bagi satu juta warga Palestina.
"Kami sangat kecewa mereka tidak jadi ke Washington DC yang sebenarnya jadi ajang bagi kami untuk bercakap-cakap dengan mereka tentang alternatif lainnya soal Rafah," jelas John Kirby selaku juru bicara White House kepada media.
Meski demikian, Kirby menyampaikan bahwa pejabat senior AS masih akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang saat ini sedang berada di Washington DC.