Beberapa gempa yang terjadi di lokasi tak terduga membuat pemetaan sesar aktif di wilayah Indonesia khususnya Jawa gencar dilakukan oleh BRIN dan BMKG.
Misalnya gempa bumi di Cianjur pada 2022, gempa bumi Sumedang 2023, dan terakhir gempa bumi Bawean yang baru saja terjadi di mana gempa tersebut muncul pada sesar yang belum terpetakan dan pada daerah yang tidak diduga akan terjadi gempa sebelumnya.
Peneliti BRIN, Sonny Aribowo, menyebut salah satu indikasi suatu wilayah memiliki sesar aktif adalah adanya perbukitan dan pegunungan yang memanjang.
“Ketika kita mengamati perbukitan, ada indikasi bahwa ada patahan di situ. Juga ada pergeseran dari aliran sungai. Hal ini sangat jelas menjadi bukti adanya pergeseran oleh tektonik,” kata Sonny.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Rahmat Triyono menambahkan bahwa identifikasi sesar aktif di Pulau Jawa yang belum terpetakan bisa dilakukan dengan menggunakan jaringan seismograf BMKG.
Pemetaan sesar aktif ini bisa membantu pemerintah dalam mengetahui area mana saja yang perlu diwaspadai dan mengambil langkah mitigasi yang tepat. ****