Kekhawatiran utama berkisar pada keamanan informasi pribadi dan keuangan. Penjahat siber menggunakan berbagai teknik penipuan belanja online, seperti phishing, peretasan, dan pencurian identitas, untuk mengeksploitasi kerentanan dan mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif.
Selain itu, produk palsu, deskripsi produk yang tidak akurat, keterlambatan pengiriman, dan layanan pelanggan yang buruk adalah risiko yang mungkin dihadapi konsumen.
“Hal lain adalah kemungkinan pelanggaran data pada platform e-commerce menimbulkan risiko yang signifikan, yang berpotensi membahayakan informasi pelanggan. Sangat penting untuk tetap waspada, menggunakan jaringan yang aman, dan berbelanja dari situs web yang memiliki reputasi baik untuk memitigasi risiko-risiko ini secara efektif,” katanya.
Dalam dunia belanja online, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting untuk meminimalkan risiko.
Dengan meneliti penjual dan membaca ulasan pelanggan, seseorang dapat mengukur reputasi dan keandalan mereka.
Meneliti detail produk, termasuk spesifikasi, gambar, dan umpan balik pelanggan, membantu menghindari barang yang menyesatkan atau palsu.
Selain itu cara aman belanja online lainnya adalah melakukan transaksi melalui gateway pembayaran yang aman dan menggunakan kartu kredit, bukan kartu debit, akan memberikan perlindungan tambahan.
“Dengan memahami dan mengetahui syarat dan ketentuan, kebijakan pengembalian barang, dan informasi garansi sangatlah penting. Membekali diri dengan pengetahuan dan kesadaran merupakan cara kita memberdayakan diri kita sendiri untuk membuat pilihan yang cerdas dan mengurangi potensi risiko,” tandasnya. ****
Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com