Cerpen Mustofa W Hasyim
“Tidak takut!”
“Tidak takut sirine ambulan!”
Anak-anak itu berbaris kelling kampung. Gegap gempit mereka meneriakkan yel-yel yang dikarang cucu polisi. Ia memimpin temannya meneriakkan yel aneh itu dengan penuh semangat, sampai orang tua dan para pengantar para cucu kemudian ikut-ikutan meneriakkan yel-yel itu.
“Kami tidak takut sirine ambulan!”
“Tidak takut Sirine!”
“Tidak takut ambulan!”
“Tidak takut!”
“Pokoknya, tidak takut!”
“Pokoknya!”
Terdengar suara sirine ambulan dari jalan raya dekat kampung. Disusul suara sirine berikutnya. Mobil ambulan ketiga di belakangnya juga menjeritkan sirine.
Terdengar tiga suara sirine bersahutan. Suaranya menyeramkan. Anak-anak kampung itu berlari menuju jalan raya. Orang tua dan kakek nenek mereka mengikut dari belakang.
Anak-anak, cucu-cucu dari warga kampung berjajar di pinggir jalan. Anak lelaki cucu polisi itu mengangkat tangannya tiinggi-tinggi. Tangan kanannya menunjuk ke langit sambil berteriak,” Kami tdak takut sirine! Kami tidak takut sirine ambulan!”