Berita , D.I Yogyakarta
Incar Kemenangan 70%, Sekjen PDIP di Jogja Ungkap Nilai Historis Ganjar-Mahfud
HARIANE - Sekjen PDIP di Jogja hadir dalam acara Konsolidasi Organisasi Internal Partai Terkait Pemenangan Pileg dan Pilpres Wilayah DIY pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Dalam pemaparannya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kaitan keterikatan historis Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasto mengatakan perspektif historis sangat penting sebagai pijakan bagi PDIP dalam setiap gerak langkah perjuangan, termasuk dalam kontestasi politik Pileg dan Pilpres 2024.
"Karena sejarah adalah pijakan PDIP dalam melangkah ke depan," jelas Hasto di Kantor DPD PDIP, Yogyakarta.
Hadir dalam agenda konsolidasi tersebut adalah Ketua DPD PDI Perjuangan DIY, Nuryadi beserta jajaran pengurus DPD, DPC, Ketua dan Sekretaris PAC dan Ranting se-DIY.
Hasto mengingatkan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, agar setelah berhasil meluruskan tentang sejarah lahirnya Pancasila 1 Juni, maka diikuti dengan pelurusan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Ia mengatakan sosok yang memiliki peran penting dalam Serangan Umum 1 Maret bukanlah Soeharto melainkan Sultan Hamengku Buwono IX.
"Maka pesan ibu Megawati setelah kita berhasil meluruskan sejarah terkait dengan Serangan Umum 1 Maret, di mana yang memiliki peran sangat penting bukanlah Pak Harto sebagaimana sejarah yang dibuat pada masa Orde Baru, tetapi ternyata desainer dari perjuangan Serang Umum 1 Maret itu adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang menjadi menteri pertahanan," jelas Hasto.
Serangan Umum 1 Maret tersebut ditetapkan sebagai Hari Kedaulatan Negara di mana yang berperan dalam pelurusan sejarah itu adalah Prof. Mahfud MD yang saat ini menjadi Calon Wakil Presiden berpasangan dengan Calon Presiden Ganjar Pranowo.
"Pak Ganjar dan Pak Mahfud dengan demikian memiliki peran yang penting dengan Jogja, karena itu Pilpres harus menang 70% untuk Paslon no 3," kata Hasto.
Sekjen PDIP itu menegaskan bahwa Ganjar Pranowo dan Prof. Mahfud MD memiliki koneksitas historis yang sangat kuat.
"Ganjar karena terkait dengan UU Keistimewaan, Prof Mahfud MD memiliki koneksitas historis terkait dengan Hari Kedaulatan Negara yang ditetapkan untuk menghormati Serangan Umum 1 Maret, karena itu lambang kedaulatan kita dalam menghadapi agresi militer dari kolonialisme Belanda," papar Hasto.