Berita , D.I Yogyakarta
Jelang Indonesia Emas 2024, Rokok Justru Jadi Ancaman Generasi Muda
HARIANE - Duta 2 Anti Napza UGM tahun 2024, Ahmad Fikri Zauoki mengatakan merokok masih menjadi bom waktu bagi generasi muda menjelang Indonesia Emas 2045.
Pasalnya, anak muda saat ini berisiko mengidap penyakit kronis akibat rokok ditengah usia mereka yang produktif.
“Indonesia terancam tidak akan mendapatkan bonus demografi tahun 2030 karena perokok anak hari ini berisiko mengidap penyakit kronis karena rokok saat mereka masuk usia produktif,” ujar Fikri saat mengisi seminar dengan tajuk Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Hidup di Kalangan Sivitas dengan Mempromosikan Gaya Hidup Bebas Rokok dan NAPZA di Auditorium drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan (Fapet) UGM pada Jumat, 9 Agustus 2024.
Fikri menyebut prevalensi perokok di Indonesia juga masih tinggi di angka 33,5 persen di tahun 2021. Jumlah perokok pun meningkat dari 59,8 juta ke 68,9 juta orang.
“Perokok di Indonesia ini mulai merokok di usia muda antara 15-19 tahun,” ujarnya.
Untuk itu, Fikri berharap ada kesadaran dan pendidikan tentang efek bahaya dari tembakau yang tidak hanya memengaruhi kesehatan indivisud tetapi juga membebani sistem kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Mahasiswa IUP FKKMK yang juga Duta 1 Anti Napza UGM, M. Zaidan Zianurrahman Ghozali mengatakan pentingnya terlibat dalam kegiatan positif yang menjauhkan individu dari penggunaan narkoba karena hal itu akan menimbulkan kecanduan dan berbagai masalah sosial.
“Wawasan ini sangat relevan dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama terkait dengan poin kehidupan sehat dan sejahtera, akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta pendidikan berkualitas,” ujarnya.****