Ekbis
Kalah Saing dengan Industri Otomotif Tiongkok, VW Pertimbangkan Pemotongan 30.000 Pekerjaan di Jerman
HARIANE - Ketatnya persaingan dengan Tiongkok membuat Volkswagen (VW) mempertimbangkan pemotongan hingga 30.000 pekerjaan. Gempuran mobil dari negeri Tirai Bambu di Eropa dengan harga yang lebih terjangkau membuat industri otomotif Jerman makin terjepit di tengah krisis yang melanda Jerman.
Langkah ini berpotensi menjadi yang pertama dalam sejarah 87 tahun perusahaan, di mana VW mungkin harus menutup pabrik-pabrik di negara asalnya.
Menurut analis dari bank investasi Jefferies, VW berencana menutup dua hingga tiga fasilitas, yang dapat mengancam sekitar 15.000 pekerjaan. Namun, laporan dari publikasi Jerman, Manager Magazin, menyebutkan bahwa jumlah pekerjaan yang terancam bisa mencapai 30.000.
Krisis ini terjadi di tengah penurunan manufaktur yang berkepanjangan di Jerman, yang kini dijuluki ‘orang sakit di Eropa’. Salah satu penyebabnya adalah persaingan ketat dari Tiongkok, yang semakin mendominasi sektor otomotif.
Diketahui, VW adalah pemberi kerja terbesar di Jerman dan merupakan produsen mobil teratas di Eropa berdasarkan pendapatan, dengan sekitar 300.000 karyawan di negara tersebut.
Perusahaan mengakui bahwa langkah-langkah penghematan biaya yang signifikan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.
Dilansir dari This is Money, seorang juru bicara VW mengatakan, “Kami tidak mengonfirmasi angka tersebut. Namun, satu hal yang jelas: Volkswagen harus mengurangi biaya di lokasi-lokasi Jerman kami. Bagaimana kami akan mencapai tujuan ini bersama perwakilan karyawan adalah bagian dari pembicaraan yang akan datang.”
Industri otomotif global menghadapi berbagai tantangan, termasuk peralihan menuju kendaraan listrik dan dampak dari pandemi COVID-19.
Meskipun VW berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam kendaraan listrik, peralihan ini memerlukan investasi besar dan penyesuaian struktur biaya.
Hal ini tak lepas dari kelangkaan mineral kritis untuk mendukung industri kendaraan listrik, terutama bahan baku baterai di Eropa.
Di sisi lain, Tiongkok terus melakukan ekspansi besar-besaran dalam bidang teknologi baterai dan investasi diberbagai wilayah, baik Asia maupun Afrika untuk mendapatkan bahan baku industrinya.
Dengan tantangan yang ada, masa depan industri otomotif Jerman, khususnya VW, tampak tidak pasti.