Sekjen PDIP Hasto Keistiyanto (tengah) saat menghadiri prosesi pemakaman Dubes RI untuk Italia Muhammad Prakosa di Padukuhan Gersik, Kalurahan Sumbermulyo, Kapewon Bambanglipuro, Bantul.(Foto: Hariane.com/Wahyu Turi)
>HARIANE - Berpulangnya Dubes RI untuk Italia, Muhammad Prakosa meninggalkan kedukaan bagi orang-orang terdekatnya, termasuk dari fraksi PDI Perjuangan.
Terlebih lagi Muhammad Prakosa merupakan sosok yang aktif di fraksi partai tersebut dan sempat menjadi ketua DPP PDI Perjuangan.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menghadiri secara langsung proses pemakaman jenazah Muhammad Prakosa menyampaikan sosok almarhum dimata mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang tidak berkesempatan hadir.
BACA JUGA : Jenazah Dubes RI Untuk Italia Dikebumikan, Begini Sosok Muhammad Prakosa Dimata KeluargaIa yang mewakili dan ditugaskan oleh Ketua Umum PDIP itu menyampaikan bahwa hubungan antara Muhammad Prakosa dan Megawati sangatlah dekat. Hal tersebut tentu membuat Megawati merasakan kehilangan sosok almarhum. “Beliau adalah sahabat Bu Mega, tidak hanya menjadi menteri dalam kabinet gotong royong tetapi juga dipercaya dua periode sebagai dewan pimpinan pusat PDIP,” kata Hasto saat dijumpai disela-sela prosesi pemakaman, Selasa 24 Januari 2023. Kehilangan sosok yang menjabat sebagai Dubes RI untuk Italia hingga akhir hayatnya itu, bagi Megawati, almarhum Muhammad Prakosa merupakan pribadi yang sederhana, bersahaja, sosok rendah hati dan menjadi teladan dalam kejujuran. “Bu megawati selain mengucapkan duka cita yang mendalam beliau merasa kehilangan sosok beliau, maka partai memberikan penghormatan terbaik atas wafatnya beliau dengan protokol partai dan seluruh jajaran kader PDIP mengucapkan duka cita serta mndoakan arwah beliau semoga dilancarkan jalannya dan diterima disisi-Nya. Kami sungguh kehilangan sosok yang bersahaja dan untuk itulah partai mengambil suri ketaladanan dari seluruh perjuangan Bapak Muhammad Prakosa,” ujarnya. Lebih lanjut Hasto mengatakan, selain memiliki karakter yang bersahaja, Muhammad Prakosa juga merupakan sosok yang cerdas dimana tiak hanya berbicara di dalam pikiran melainkan juga dalam olah rasa. “Sosok yang istilahnya Bu Mega itu tidak hanya berbicara dalam alam pikir tetapi juga alam rasa sehingga di dalam rapat-rapat itu beliau menjadi pendengar yang sangat baik tetapi ketika menyampaikan pendapat dia sangat cerdas,” terangnya. Hasto menambahkan, hingga akhir hayatnya sosok Muhammad Prakosa tidak pernah berhenti melakukan tigas dan panggilan untuk bangsa ini. Dengan hal tersebut, jabatan rangkap yang almarhum miliki menunjukkan kapasitas dan kualitas kepemimpinannya. “Beliau merupakan pejuang dan pemikir dari usia yang begitu muda,“ katanya.****(Kontributor: Wahyu Turi)
1