HARIANE – Hingga saat ini, masyarakat—khususnya yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan di kawasan Pantai Sadeng, Kalurahan Songbanyu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul—masih terus berharap agar pemerintah segera membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di area dermaga Pantai Sadeng. Keberadaan SPBN dinilai sebagai salah satu elemen penting yang dapat mendukung produktivitas nelayan.
Pasalnya, kebutuhan bahan bakar nelayan dari waktu ke waktu terus meningkat. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kemudahan akses untuk mendapatkan bahan bakar yang diperlukan untuk melaut.
“Dulu sudah ada (SPBN), tapi karena waktu itu keburu nafsu, Sadeng belum mampu (produksi ikan) tapi sudah dikasih. Akhirnya, SPBN itu tidak terpakai,” ujar Ketua Kelompok Nelayan Sadeng, Sarpan, saat ditemui di Pantai Sadeng, Rabu (9/7/2025).
Sekarang, lanjut Sarpan, justru saat kemampuan melaut dan kebutuhan bahan bakar para nelayan meningkat, SPBN malah tidak tersedia.
Ia menjelaskan, kebutuhan bahan bakar untuk satu unit kapal berukuran besar setiap kali berangkat diperkirakan mencapai 2.500 liter.
“Kalau untuk yang sekoci atau jukung, rata-rata sekitar 350 liter per keberangkatan,” jelasnya.
“Makanya saya mohon, saya minta, ya harus ada itu SPBN,” imbuhnya tegas.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengusulkan pembangunan SPBN di wilayah Pantai Sadeng. Namun, usulan tersebut baru sampai pada tahap penyiapan lahan.
“Sebenarnya ada peluang untuk pembangunan SPBN melalui program Kampung Nelayan Merah Putih, dan sudah kami usulkan juga. Hanya saja, saat desk evaluasi proposal minggu lalu, realisasinya ternyata baru sampai pada penyiapan lahannya saja, belum berupa bangunan SPBN seperti yang dibayangkan,” kata Wahid.****