Berita , D.I Yogyakarta
Mahasiswa UGM Tawarkan Solusi Ekonomi Kerakyatan untuk Kurangi Ketimpangan di Yogyakarta
Menurutnya, pendekatan PRA merupakan pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengelola pembangunan secara mandiri.
“Pada prakteknya, PRA tidak hanya menjadikan masyarakat umum sebagai objek, tetapi bagian dari pengembangan. Hal ini memberikan dampak keberlanjutan dengan adanya daya kuat dari masyarakat meskipun program pengembangan telah selesai.,” katanya
Anggota Tim PKM RSH, Ilham Prasetiyo menuturkan ada empat langkah strategi yang ditawarkan untuk mendukung ekonomi kerakyatan melalui penilaian pedesaan partisipatif (PRA), yakni perumusan dan pengukuran indikator ekonomi kerakyatan pada program pemerintah daerah, yang penting untuk merancang, melaksanakan, mempertanggungjawabkan, dan mengevaluasi program.
Tanpa indikator yang jelas, pelaksanaan ekonomi kerakyatan akan menjadi tidak terarah dan sulit dievaluasi keberhasilannya.
Kedua, menyediakan ruang kolaborasi antara masyarakat, kelompok ahli, dan staf pemerintahan. Tim ini akan berperan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ekonomi kerakyatan, meningkatkan pemahaman masyarakat, serta memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program.
Ketiga, melakukan integrasi penguatan ekonomi kerakyatan melalui program desa mandiri budaya. Desa mandiri budaya merupakan program pemberdayaan masyarakat desa yang sedang digencarkan di DIY.
“Hal ini membuka peluang adanya implementasi ekonomi kerakyatan baik dari sisi koperasi, pelaku usaha, maupun konsumen,” ujarnya.
Keempat, mendorong kontribusi pengusaha lokal terkait dengan ekonomi kerakyatan. Penguatan ekonomi kerakyatan dapat menjadi bagian dari corporate social responsibility (CSR). Sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan bagi masyarakat sekitar. “Dengan strategi ini, diharapkan pemerataan ekonomi di masyarakat akan meningkat,” paparnya.
Sementara itu, Dosen pembimbing tim PKM, Dr. Hempri Suyatna menuturkan pemaknaan ekonomi kerakyatan di masyarakat masih sebatas wujud kemanusiaan saja. Padahal konsep ekonomi kerakyatan menawarkan solusi berkelanjutan dengan menekankan nilai-nilai kekeluargaan, keadilan sosial, dan inklusi ekonomi.
“Riset ini diharapkan dapat menjadi pembaharuan sebab dalam penelitian ekonomi kerakyatan belum terdapat penelitian empiris yang membahas mengenai ketahanan konsep ekonomi kerakyatan dalam masyarakat sebagai dasar dalam peningkatan kualitas hidup berupa pengurangan ketimpangan pendapatan,” ujarnya.****