HARIANE - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melakukan pengadaan tambahan dua unit mobil pemadam kebakaran pada tahun 2024. Pengadaan ini bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan dan penanganan kebakaran di Gunungkidul, agar tingkat fatalitas dapat berkurang.
Petugas UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Ngadiyono, mengatakan bahwa dua unit kendaraan operasional baru tersebut telah diserahkan kepada UPT Pemadam Kebakaran.
Jenis kendaraan ini adalah mobil firefighter dan unit suplai air, yang masing-masing dilengkapi dengan fitur-fitur canggih untuk penanganan kebakaran.
Ngadiyono menjelaskan, unit suplai air yang diberi nama Nakula memiliki kapasitas penampung air sebanyak 3.500 liter dan dilengkapi dengan alat penyemprot fleksibel.
Sementara itu, unit firefighter memiliki kapasitas yang lebih besar, yakni 5.000 liter, dan dilengkapi dengan penyedot air serta perlindungan tinggi berupa alat pancuran di setiap sisinya.
"Kapasitas besar dan fitur unggul ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanganan kebakaran serta menurunkan tingkat fatalitas," kata Ngadiyono.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Gunungkidul merupakan daerah dengan potensi kebakaran yang cukup tinggi, terutama saat musim kemarau. Data setiap tahunnya menunjukkan jumlah kebakaran yang signifikan.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah juga mengoperasikan unit pembantu di Karangmojo untuk penanganan kebakaran di wilayah utara dan timur.
Rencananya, kedua kendaraan operasional baru ini akan ditempatkan di pos pembantu Karangmojo, karena fasilitas armada di pos tersebut sebelumnya masih terbatas.
"Iya, kendaraan pemadam kebakaran ini akan ditempatkan di Karangmojo. Selama ini, armada di pos tersebut terbatas. Ada, tetapi sudah tua dan kurang layak, sehingga kami mengusulkan pengadaan baru dan bersyukur tahun ini disetujui," jelas Ngadiyono.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul, Putro Sapto Wahyono, mengatakan bahwa pengadaan unit pemadam kebakaran ini bersumber dari APBD 2024 dengan total anggaran Rp4 miliar.
"Pengadaan unit firefighter seharga sekitar Rp2 miliar, sedangkan unit suplai air sekitar Rp1,3 miliar," jelasnya.