Berita
Masa Transisi Energi, Gas Bumi Makin Strategis dengan Cadangan Dalam Negeri yang Besar
HARIANE - Proses transisi energi akan membutuhkan waktu serta keterlibatan langsung semua stakeholder.
Hal itu disampaikan oleh Menteri ESDM periode tahun 2000-2009, Prof. Ir Purnomo Yusgiantoro Ph.D. dalam diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang ditulis Arcandra Tahar Ph.D, Wamen ESDM periode 2016-2019 di Jakarta, Rabu malam (5/7).
Menurutnya, untuk menuju optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan secara optimal, pada fase transisi energi, peran gas bumi menjadi sangat strategis.
Apalagi Indonesia memiliki cadangan yang masih sangat besar di sejumlah wilayah kerja migas, baik yang sudah maupun belum di eksplorasi dan berproduksi.
“Kita masih punya cadangan di Masela, IDD (Indonesia Deep Water), Natuna dan juga yang sudah berproduksi seperti Tangguh yang sudah masuk train III. Gas bumi akan menjadi bagian penting pada fase transisi energi menuju energi baru terbarukan. Transisi energi juga tidak bisa cepat karena kita adalah negara berkembang,” kata Purnomo.
Arcandra Tahar juga memiliki pandangan yang sama. Dalam bukunya ia mengatakan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ke depan merupakan masa transisi yang sangat penting untuk dipersiapkan.
“Gas bumi sebagai energi bersih yang ramah lingkungan dan cadangannya di dalam negeri masih cukup besar akan menjadi komoditas penting pada fase transisi tersebut. Harganya juga cukup kompetitif dibandingkan dengan energi fosil lainnya,” jelas Arcandra.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam sambutannya pada acara itu juga menekankan pentingnya pemanfaatan energi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Pemerintah, kata dia, saat ini terus menggalakkan eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi.
“Kita masih punya potensi besar kalau dilihat dari 2,4 billion barel yang masih bisa kita bor, masih ada 45 TCF dan di luar itu ada banyak daerah yang sekarang secara intens melakukan eksplorasi," ujar Arifin
Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo menjelaskan bahwa saat ini 60% sumber energi listrik PLN berasal dari PLTU yang menggunakan batubara.
Namun, PLN juga terus meningkatkan penggunaan sumber energi baru terbarukan yang harganya per KWh juga semakin menurun.