Menuju Pemilu 2024, Ketua Umum PP Muhammadiyah: Akhiri Politik Uang
>HARIANE - Pesta demokrasi Pemilu 2024 akan dilaksanakan 14 Februari 2024 mendatang.
Menuju Pemilu 2024, KPU Bantul melalui petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) pun saat ini tengah melakukan tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) yang telah dimulai pada 12 Februari sampai dengan 14 Maret 2023.
Tahapan coklit ini juga telah diikuti oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir pada Senin, 20 Februari 2023.
Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk Warga Menuju Pemilu 2024
Usai melakukan tahapan coklit, ia mengajak seluruh warga untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024 agar berjalan dengan baik. “Kami mengajak dengan penuh harapan yang tinggi agar seluruh warga negara khususnya di Bantul dan DIY untuk memastikan bahwa dia terdaftar sekaligus berpartisipasi menjadi pemilih,” katanya, Senin, 20 Februari 2023. Sebagai salah satu tokoh masyarakat, ia menyampaikan bahwa kunci keberhasilan Pemilu tak lain ada pada warga negara sendiri. Selain memiliki kesadaran untuk memilih, warga negara juga memiliki pertanggungjawaban dalam memilih agar Pemilu 2024 menghasilkan pilihan rakyat yang terbaik untuk membawa bangsa ini seperti yang dicita-citakan para pendiri negara. “Rakyat juga makin sejahtera, bersatu, dan semakin cerdas. Tidak memilih asal memilih,” ujarnya. Pemilu 2024 ini, katanya, baik peserta Pemilu maupun pemilih semestinya mengawal proses politik yang bersih dimana diharapkan peserta Pemilu dan Pilkada 2024 benar-benar memperbarui niat berpolitik agar Pemilu tidak sekedar mengejar kekuasaan dan kemenangan semata yang akhirnya melegalkan politik kotor. “Secara moral dan kebetulan saya sebagai Ketua PP Muhammadiyah mengajak untuk mengakhiri politik uang, politik transaksional dan politik kotor yang mencederai proses demokrasi. Indonesia akan bebas dari korupsi dan persoalan-persoalan yang melilit negeri ini jika para elitnya memiliki moralitas dan kenegarawan yang tinggi,” tegasnya. Lebih lanjut ia mengimbuhkan, menuju Pemilu 2024, meskipun selalu ada perbedaan dalam pilihan politik, diharapkan hal tersebut tidak memecah belah serta merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. “Pilihan politik pasti berbeda, tetapi jangan sampai membawa virus yang membuat kita terpecah belah. Akhiri pembelahan politik seperti periode yang lalu, terlalu mahal buat perjalanan kita sebagai bangsa,” tandasnya. **** (Kontributor: Wahyu Turi K) Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com
1