Berita , Nasional , Ekbis
Produksi Mobil Listrik di Indonesia Ditarget 400 Ribu Unit pada 2025, Pemerintah Dukung Pendirian Smelter HPAL
HARIANE - Pemerintah terus menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan industri mobil listrik di Indonesia dengan memasang target produksi 400 ribu unit pada 2025.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mendukung penandatanganan perjanjian proyek baterai HPAL (High Pressure Acid Leach) untuk mengubah bijih nikel menjadi bahan baku baterai EV (electric vehicle).
Penandatangan perjanjian proyek baterai HPAL tersebut dilakukan oleh PT Anugrah Neo Enegery Material sebagai investor dengan PT Gotion Indonesia Materials di Jakarta pada Rabu, 13 September 2023.
Kerjasama itu diharapkan bisa menambah kapasitas bahan baku pembuatan baterai mobil listrik secara nasional sebanyak 120.000 MT per tahun.
Kebutuhan Bahan Baku Nikel untuk Industri Mobil Listrik Indonesia
Target produksi mobil listrik dalam negeri disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika menghadiri Penandatangan Perjanjian Proyek Baterai HPAL.
Ia menyebutkan dengan target yang sudah ditentukan artinya bahan baku baterai yang didapat dari nikel akan semakin meningkat.
“Dengan target kuantitatif pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk roda empat dan lebih sebesar 400 ribu unit pada tahun 2025, dan satu juta unit pada tahun 2035, proyeksi kebutuhan nikel sebagai bahan baku baterai khususnya jenis baterai NMC 811 akan terus meningkat,” jelas Menperin.
Proyek baterai HPAL yang akan berlokasi di Neo Energy Buleleng Industrial Park (NEBIP), Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah ini akan mengubah bijih nikel atau limonite menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan proses hydrometallurgy yang menggunakan teknologi HPAL.
Teknologi HPAL dipilih lantaran bisa menggunakan limonite yang merupakan bijih nikel kadar rendah sebagai feedstock dan kaya akan kandungan kobalt (Co) yang dibutuhkan katode baterai jenis Nickel Manganese Cobalt (NMC).
Agus menyebutkan bahwa Kemenperin akan terus memberikan dukungan terhadap program hilirisasi nikel yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam industri mobil listrik di Indonesia.
“Pada kesempatan ini, kami memberikan apresiasi kepada seluruh investor dan jajaran Direksi PT Anugrah Neo Energy Materials dan PT Gotion Indonesia Materials atas komitmennya dalam membangun industri smelter nikel di Indonesia. Langkah ini turut menyukseskan program hilirisasi serta menjadi langkah penting menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Menperin. ****