Berita , D.I Yogyakarta
Rintisan Desa Inklusif di Bantul, Upaya Pemkab Wujudkan Daerah Ramah Disabilitas
Tri Lestari
Pemkab upayakan rintisan desa inklusif di Bantul. (Foto: Dok. Pemkab Bantul)
Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga telah mengupayakan hak-hak tersebut, baik dalam pelayanan publik maupun pelayanan fisik.
Dengan komitmen yang kuat dari lingkup pemerintahan yang paling kecil, seperti di Kapanewon dan Kalurahan akan dapat mewujudkan kalurahan-kalurahan yang inklusif.
Terkait hal ini, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pendataan di tingkat padukuhan.
Hal ini ditujukan untuk mengetahui kecenderungan dan kebutuhan apa saja yang bisa diberikan untuk para penyandang disabilitas.
Meskipun pihaknya telah mengupayakan pembenahan dan memperkuat komitmen, Abdul Halim mengakui bahwa masih ada kekurangan dan keterbatasan yang harus dihadapi oleh pemerintah.
Oleh karena itu menurutnya, keterbatasan ini bisa disubtitusi dengan penandatangan MOU dengan Sigab.
“Kekurangan dan keterbatasan ini bisa disubtitusi melalui kerja-kerja kolaboratif dan sinergis dengan berbagai elemen masyarakat. Seperti penandatanganan MOU dengan Sigab hari ini,” ujarnya.
BACA JUGA : Pembukaan Latihan Resmi Paskibraka Bantul, Begini Pesan BupatiSementara itu masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Sigab, Suharto menyampaikan bahwa untuk mewujudkan solidaritas antara difabel dengan masyarakat perlu dibangun dari level pemerintahan yang paling kecil. “Ketika banyak desa atau kalurahan berhasil menjadi desa inklusif, maka bukan hal yang tidak mungkin Kapanewon menjadi inklusif pula. Lalu naik di tingkat Kabupaten, Provinsi dan nantinya diharapkan menjadi Indonesia yang inklusif,” paparnya. Demikian informasi mengenai rintisan desa inklusif di Bantul untuk mewujudkan daerah yang ramah disabilitas. ****