Berita , D.I Yogyakarta
Segini Kekayaan Wawan Harmawan, Pengusaha yang Jadi Wakil Wali Kota Jogja Terpilih
HARIANE- Wawan Harmawan merupakan putra daerah yang berasal dari seorang pengusaha terkenal yang kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia politik.
Tak heran jika namanya sudah tidak asing lagi bagi warga Kota Jogja dan sekitarnya, utamanya di kalangan pebisnis di kota-kota besar.
Pria kelahiran Yogyakarta, 1 September 1965 ini merupakan pengusaha ulung di Kota Jogja. Jatuh bangun merintis usaha sudah ia rasakan, hingga kemudian di tahun 2024 lalu ia memutuskan untuk ikut menjadi kandidat dalam Pilkada Kota Jogja.
Wawan mendampjngo Hasto Wardoyo yang diusung oleh PDI Perjuangan, berkat kesolidan tim dan kepercayaam masyarakat, pasangan ini berhasil mendapatkan kursi eksekutif untuk periode 2024-2029.
Berikut ini merupakan profil sosok Wawan Harmawan :
Wawan Harmawan merupakan anak seorang anggota TNI Angkatan Darat. Wawan hidup dan besar di Kota Jogja bersama dengan 6 saudaranya.
Dulu, ia mengenyam pendidikan di TK Lempuyang Wangi 1 kemudian SD 5 Lempuyang Wangi. Selanjutnya meneruskan ke SMP 5 Yogyakarta dan ke SMA 4 Yogyakarta.
Saat menginjak kelas 3 SMA, Ayahnya justru meninggal dunia. Tak berselang lama dari itu, ia kemudian lulus dan melanjutkan studinya dengan masuk ke Universitas Pembangunan Nasioanl (UPN) Veteran Fakultas Ekonomi Manajemen. Berbeda dengan mahasiswa lainnya, saat itu ia belajar sambil berjualan kerajinan, jajanan pasar dan lainnya.
"Dulu sambil jual jajanan pasar yang dititip di warung-warung, kartu ucapan seperti itu. Dari situ teman saya banyak sering bertukar pikiran," kata Wawan Harmawan.
Tahun 1989 ia lulus kuliah, kemudian dengan tekad yang kuat ia kerja di bank selama beberapa tahun. Kemudian sempat pindah ke perusahaan swasta di Jakarta, akan tetapi di tahun 1998 justru terjadi krisis moneter. Sektor ekonomi banyak yang goyah termasuk pekerjaanya. Ia kemudian berputar otak dengan membuat sebuah usaha kecil yaitu Harpa Craft dengan modal skeitar Rp 20 juta.
Di tahun itu, sambil menjalankan UMKM tersebut ia juga masih bekerja di perusahaan swasta tersebut. Sehingga dalam seminggu ia bolak balik Jogja Jakarta. Setelah usahanya mampu bertahan dirinya memutuskan untuk kembali ke Jogja dan membesarkan usahanya tersebut. Usahanya terus berkembang pesat, saat di puncak kejayaan justru bencana datang.
Gempa bumi tahun 2006 benar-benar membuatnya terpuruk dan habis-habisan. Bagaimana tidak, usaha yang dirintis dari nol tersebut luluh lantah karena bangunan pabrik yang roboh akibat gempa dan rumahnya pun juga runtuh. Membutuhkan waktu 6 tahun masa pemulihan usahanya.