HARIANE – Jelang keberangkatan, Kementerian Agama (Kemenag) mematangkan skema murur dan tanazul untuk jemaah haji 2025 asal Indonesia.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Muchlis Muhammad Hanafi Menjelaskan, dua metode tersebut diterapkan untuk mengurangi kepadatan jamaah selama puncak haji terjadi.
Ia menegaskan, jumlah jemaah haji yang ditargetkan ikut murur dan tanazul berbeda. Khusus murur, Kemenag menargetkan 55.250 orang mengikuti skema tersebut.
“Target peserta murur 25 persen dari total jamaah haji Indonesia,” ujarnya.
Muchlis menambahkan kalau jemaah yang mengikuti murur adalah jemaah lansia, jemaah sakit atau yang berisiko tinggi dan jemaah disabilitas beserta pendampingnya dari seluruh kloter.
Skema murur yaitu jemaah dari Arafah langsung menuju Mina dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari dalam bus.
Puluhan Ribu Jemaah Haji 2025 Ditargetkan Ikut Murur dan Tanazul
Berbeda dengan murur, jumlah jemaah haji 2025 yang ditargetkan mengikuti skema tanazul ada 37.497 orang atau sekitar 95 kloter di Syisyah dan Raudhah.
Tanazul bersifat mandatori, berbasis kloter dan dilaksanakan oleh 9 syarikah. Ada dua skema pergerakan jemaah haji yang melakukan tanazul.
Skema pertama, jemaah dari Arafah melewati Muzdalifah kemudian ke Mina lalu masuk tenda hanya untuk istirahat sebentar alias tidak menginap. Selanjutnya mereka menuju Jamarat dan kembali ke hotel yang lokasinya.
Skema kedua jemaah dari Arafah melewati Muzdalifah, melewati Mina dan langsung ke Jamarat. Terakhir menuju ke hotel.
Menurut Muchlis, dua skema tanazul akan disesuaikan dengan kondisi fisik jamaah haji 2025 dan kesiapan kloter. ****