Berita , D.I Yogyakarta
Targetkan Lahan Alternatif Lain di Cangkringan Sleman Siap Digunakan Pekan Depan, Ini Strategi Pengelolaan Sampah Oleh Pemerintah
Selanjutnya, pihaknya juga berencana menaburkan mikro organisme lokal (MOL) yang berfungsi mempercepat proses perubahan sampah organik menjadi kompos.
“Setelah itu kita tutup lagi dengan geomembran itu fungsinya agar bau tidak kemana-mana. Walaupun disemprot dengan ekolindi tapi kan kemungkinan bau masih ada itu bisa terjadi sehingga kami tutup lagi dengan geomembran fungsinya selain untuk melokalisir bau juga agar tidak ada lalat,” sambungnya.
Ia melanjutkan, dalam proses itu juga akan dapat mempercepat tahap fermentasi perubahan material organik menjadi kompos.
Ephipana menjelaskan, sampah yang masuk ke calon TPSS akan dipilah dan dipisah antara sampah organik dan anorganik menggunakan peralatan gibrik.
Dengan begitu, sampah yang organik secara otomatis sudah menjadi kompos dan tinggal diayak.
Kompos itu tentunya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya untuk pertanian.
Sementara untuk sampah anorganik, pihaknya mengaku sudah bekerja sama dengan pengepul untuk mengurangi jumlah sampah yang nantinya akan dibawa ke TPST Piyungan.
“Nah tinggal yang anorganik nanti kalau ada pemulung yang mau mengambil silahkan, artinya kita pun sekarang sudah menghubungi beberapa pemulung besar agar membantu kita untuk mengatasi sampah yang anorganik. Kalau tidak bisa ya nanti itulah yang akan kita bawa ke Piyungan. Jadi sebelum dibawa (ke TPST Piyungan), kita olah dulu. Jadi tidak semata-mata langsung kita bawa ke sana,” tandasnya.****
Baca artikel menarik lainnya di harianesemarang.com