Berita
Ulang Tahun ke 50, Inilah Sejarah Berdirinya PDIP yang Lahir dari Tragedi Kudatuli 1996
Ima Rahma Mutia
Inilah sejarah berdirinya PDIP sebagai salah satu partai politik paling berpengaruh di Indonesia. (pdiperjuangan.id)
Sebagai informasi, Jenderal Benny Moerdany merupakan oposisi Soeharto yang kerap kali mengkritik praktik KKN yang marak terjadi saat itu.
Tak suka dengan upaya yang dilakukan oleh Jenderal Benny Moerdani, akhirnya Soeharto menghapus pengaruh Benny di militer Indonesia.
Tak tinggal diam, Benny Moerdani akhirnya membujuk salah satu anak dari Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri untuk bergabung ke PDI.
Benar saja, sosok Megawati yang memiliki garis keturunan dengan Soekarno nyatanya berhasil menjadi sosok yang memiliki pengaruh kuat di internal PDI.
Sayangnya pada 1993, PDI justru pecah kongsi. Hal ini berawal dari perbedaan hasil suara penobatan Ketua Umum parpol tersebut.
Kongres di Medan menunjuk Suryadi sebagai Ketum PDI, sedangkan Konngres Luar Biasa di Surabaya justru memutuskan Megawati sebagai Ketua Umum PDI.
Terpilihnya Megawati sebagai Ketum PDI memunculkan berbagai analisis yang menarik, salah satunya yaitu respon Soeharto yang disebut tak senang dengan hal tersebut.
Salah satu alasannya yaitu, Megawati dikhawatirkan akan meradikalisasi suara rakyat yang mulai ‘memanas’ dengan orde baru.
Hingga pada 27 Juli 1996, terjadi sebuah insiden memilukan yang disebut dengan tragedi Kudatuli. Saat itu massa pendukung Suryadi menyerang markas PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati.
Kerusuhan yang berakar dari sentimen politik itupun menggegerkan bangsa Indonesia. Di sisi lain, tokoh muda Budiman Sudjatmiko justru dituding sebagai dalang kerusuhan tersebut.
Usai terjadinya kerusuhan tersebut, Megawati bersama pendukungnya memutuskan untuk berpisah dengan PDI.
Hingga pada Kongres Bali 1998, para pendukung Megawati sepakat memberi tambahan kata Perjuangan dibelakang nama PDI, dan lahirnya PDIP.