Berita , D.I Yogyakarta
Upaya Cegah Penyebaran Antraks, Pemkab Gunungkidul Akan Batasi Lalu Lintas Ternak
HARIANE – Sebagai upaya mencegah penyebaran kasus antraks, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan melakukan pembatasan lalu lintas hewan ternak di dua kapanewon yang menjadi lokasi munculnya antraks. Adapun dua kapanewon tersebut ialah Kapanewon Rongkop dan Girisubo.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan bahwa hewan ternak di dua kapanewon tersebut diimbau untuk tidak dibawa atau dijual ke wilayah lain terlebih dahulu.
“Untuk sementara tidak boleh ada transaksi keluar dari sana supaya tidak menularkan ke yang lain,” kata Endah saat ditemui di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Kamis (17/4/2025).
Rencananya, petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul juga akan melakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak yang ada di Kapanewon Rongkop dan Girisubo.
“Dua kapanewon yang terpapar akan dilakukan penyemprotan dan vaksinasi secara menyeluruh,” tambahnya.
Beberapa waktu lalu, pihaknya juga telah melakukan pemantauan di dua posko lalu lintas ternak yang ada di Kalurahan Bedoyo, Kapanewon Ponjong, dan Kapanewon Ngawen.
Bupati Endah menegaskan, pemerintah daerah akan terus berupaya mencegah penyebaran kasus antraks di Gunungkidul, mengingat kasus ini telah menjadi perhatian dari Kementerian Pertanian.
Salah satu langkah yang akan segera dilakukan adalah menggalakkan program kebersihan kandang. Hal ini penting karena masih banyak peternak di Gunungkidul yang kurang menjaga kebersihan kandang.
“Sapi tidur dengan kotorannya, ini terjadi di banyak ternak di Gunungkidul,” ujarnya.
Seluruh pasar hewan yang ada di Gunungkidul juga akan disterilisasi terlebih dahulu sebelum kembali dibuka.
Secara terpisah, Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, menjelaskan bahwa sejauh ini pihaknya telah memberikan antibiotik terhadap 248 ekor kambing dan 130 ekor sapi di dua titik, yaitu Kapanewon Girisubo dan Kapanewon Rongkop.
DPKH Gunungkidul juga telah melakukan sosialisasi melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara serentak di seluruh kalurahan di Rongkop, Girisubo, serta wilayah-wilayah yang sebelumnya pernah terpapar kasus antraks.