Berita , Gaya Hidup , Budaya
Yogyakarta Gamelan Festival Ke-29 Kembali Hadir, Mengusung Tema "PIWELING" Mulai dari 5-11 Agustus 2024
HARIANE - Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) kembali hadir untuk edisi ke-29 pada 5-11 Agustus 2024 di Yogyakarta. YGF merupakan festival yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan.
YGF ke 29 ini mengusung tema YGF #29 "PIWELING”. Tema yang berarti "Pengingat" inni dipilih karena beberapa tahun yang lalu dunia dilanda pandemi. Pada masa-masa itu dunia seakan reset, kembali seperti semula, lalu setelah berhasil “bangkit’ dari masa pandemi yang merupakan masa kegelapan bagi seluruh dunia.
Program Director YGF #29, Ishari Sahida mengatakan, YGF bukan sekadar perayaan musik. Event ini adalah sebuah perjalanan kembali ke akar masing-masing. Melalui tema “Piweling”, penyelenggara ingin mengajak penikmat seni gamelan terhubung kembali dengan asal usulnya, menumbuhkan rasa syukur, kebersamaan, dan pertumbuhan.
"Festival ini berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, melestarikan warisan kita sambil merangkul kemungkinan-kemungkinan baru," ujar pria yang akrab disapa Ari Wulu itu dalam jumpa pers di Losmen Hotel pada Senin, 29 Juli 2024.
Sementara itu, Kelompok gamelan dari Jawa Tengah yang fokus bermusik dengan suling, Danar dari Swara Prana mengatakan pihaknya telah mempersiapkan banyak suling bambu buatan sendiri. Baik suling Sunda, Bali dan dari daerah lainnya.
YGF merupakan salah satu festival yang dinanti-nantikan oleh para insan seni dan budaya secara nasional maupun internasional, karena telah berlangsung sejak 29 tahun yang lalu.
Selain itu pihaknya berharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah DIY dapat semakin memberikan perhatiannya dengan kegiatan-kegiatan pelestarian maupun pengembangan kepada para insan musik gamelan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program-program YGF #29:
Lokakarya “Metode Sariswara Ki Hadjar Dewantara”: Senin - Rabu, 5-7 Agustus 2024, Merupakan workshop bagi semua orang, khususnya yang sama sekali belum pernah bermain gamelan.
Menggunakan metode Sari Swara dalam proses pembelajarannya. Sari Swara sengaja dipilih karena merupakan metode yang telah lama dikembangkan dan efektif dalam proses pembelajaran seni, khususnya gamelan.
Lokakarya dipandu dan didampingi oleh teman-teman Taman Kesenian. Materinya adalah dua gending klasik yang kemudian dipentaskan di YGF hari kedua.
Lokakarya tersebut bertempat di Pendopo Gayam 16, pada pukul 14:00-17:00 WIB, bersama Listyo Hari Krisnarjo (Lab. Sariswara) dan Taman Kesenian, dihadiri peserta terbatas sejumlah 20 orang, seleksi melalui open call.