Berita , Jateng
Alasan Tiket Borobudur Naik Jadi Rp 750 Ribu, Dirut TWC: Terkikis Karena Gesekan Kaki
Tri Lestari
Alasan tiket Borobudur naik jadi Rp 750 ribu disampaikan oleh Dirut TWC. (Foto: Instagram/Edy.Setijono)
HARIANE – Alasan tiket Borobudur naik jadi Rp 750 ribu berikut ini merupakan penjelasan dari Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC), Edy Setijono.
Penjelasan mengenai alasan tiket Borobudur naik jadi Rp 750 ribu ini diketahui dari unggahan dalam akun media sosial pribadi milik Edy Setijono.
Berikut informasi lengkap mengenai alasan tiket Borobudur naik jadi Rp 750 ribu berdasarkan pada unggahan tersebut.
Alasan Tiket Borobudur Naik Jadi Rp 750 Ribu
BACA JUGA : Tarif Baru Candi Borobudur untuk Wisatawan Domestik, Manca Negara dan PelajarDalam akun media sosialnya, Dirut TWC terlihat mengunggah sebuah foto yang menampilkan kemegahan Candi Borobudur. Dalam keterangan yang ia tulis pada unggahan tersebut, terdapat penjelasan mengenai Candi Borobudur yang didirikan Wangsa Syailendra. Candhi Borobudur merupakan salah satu Candi Buddha terbesar di dunia dengan dimensi 123m x 123m adalah sebuah mahakarya arsitektural bangsa. “Candi Borobudur tidak ubahnya sebuah pertpustakaan yg besar (the big civilization library), penuh dengan ilmu pengetahuan yg perlu untuk dipelajari oleh generasi muda, agar kebesaran dan kejayaan nenek moyang kita bisa terus terjaga berdampingan dengan karya inovasi generasi enerus bangsa di kancah kemajuan peradaban dunia. Mari bersama menjaga Candi Borobudur kita,” tulisnya dalam unggahan tersebut. Unggahan tersebut kemudian mendapatkan banyak komentar yang beragam dari netizen. Beberapa ada yang menyayangkan terkait kebijakan tiket Candi Borobudur yang naik menjadi Rp 750 ribu. Menanggapi hal tersebut, Dirut TWC lantas memberikan penjelasan terkait kenaikan tarif tersebut. “Sebagai cagar budaya, candi Borobudur mulai terdampak akibat banyaknya jumlah wisatawan yang naik bangunan candi Borobudur. Terdapat penurunan bangunan serta lapisan batuan yang terkikis karena gesekan alas kaki.