Berita
Apa itu Otopsi Psikologis? Metode yang Akan Digunakan pada Investigasi Kematian AKBP Buddy
M Nazilul Mutaqin
Kematian AKBP Buddy, yang tertabrak kereta api menimbulkan sederet spekulasi, termasuk adanya kemungkinan bunuh diri. (Foto: Instagram/buddytowoliu)
4. Niat
Keputusan korban untuk melakukan kematiannya sendiri.
5. Seberapa Mematikan Cara yang Digunakan
Dalam kasus ini kemungkinan korban untuk berhasil melakukan bunuh diri, terbagi menjadi tiga, yakni high, medium dan low lethality.
Namun, untuk sebuah kasus kematian samar bisa dikategorikan sebagai tindakan bunuh diri atau tidak, harus mencakup tiga hal di bawah ini.
BACA JUGA: Kronologi Kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu, Kasat Narkoba yang Meninggal Tertabrak Kereta Api
- Self-inflicted: Yakni bukti penyebab kematian yang ditimbulkan sendiri harus jelas.
- Understood: Bukti eksplisit atau implisit, yang menunjukkan korban memahami tindakannya berpotensi mematikan.
- Intent: Indikator niat untuk mati juga harus terlihat.
Tahapan Identifikasi Otopsi Psikologis
Setelah mengetahui berbagai hal di atas, berikut ini beberapa tahapan yang dilakukan psikolog untuk melakukan otopsi psikologis.
- Mengidentifikasi orang yang akan diwawancarai, baik itu keluarga, saksi hingga para profesional.
- Identifikasi tujuan dengan jelas.
- Dapatkan catatan resmi.
- Susun pertanyaan untuk memenuhi tujuan.
- Mulai wawancara dengan orang terdekat korban.
- Lakukan wawancara yang direkam, dengan persetujuan kedua belah pihak.
- Minta catatan lain jika memang diperlukan.
- Tinjau dan rekonsiliasi data.
- Lakukan analisis data menggunakan metode penelitian yang diketahui, seperti cluster, hotspot hingga fitur khusus.
- Tulis laporan akhir hasil otopsi psikologis.
Sayangnya, meski tujuan dari otopsi psikologis ini sangat bermanfaat untuk penyidikan. Bukti otopsi psikologis tidak bisa digunakan dalam peradilan.