HARIANE - Dampak kekeringan yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul ternyarta semakin meluas. Lahan pertanian di sejumlah daerah juga sudah mulai terdampak yang mengakibatkan potensi gagal panen. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mencatat saat ini sudah ada ratusan hektare lahan pertanian yang dilaporkan gagal panen.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengungkapkan, saat ini tercatat ada 2 kapanewon di Gunungkidul yang melaporkan dampak kekeringan terhadap sektor pertanian. Yang mana mengakibatkan gagal panen yang dialami oleh petani.
"Yang terlaporkan dalam jumlah besar yaitu kekeringan puso di Semin 242 hektare dan di Ngawen seluas 178 hektare," kata Sekdin Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono, Jumat (19/07/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan, data gagal panen di Bumi Handayani terus diupdate oleh pemerintah melalui petugas pertanian di lapangan. Mengingat saat ini masih musim kemarau dan belum mencapai puncaknya, sehingga diperkirakan lahan pertanian yang gagal panen masih akan terus bertambah.
"Di beberapa kapanewon lain juga masih kami lakukan pendataan. Di musim kemarau seperti ini memang tak sedikit yang mengalami gagal panen maupun ada lahan yang tidak dimanfaatkan oleh para petani," sambungnya.
Kekeringan yang melanda sejumlah lahan pertanian disebabkan curah hujan yang mulai menghilang. Serta, debit air pengairan pertanian ikut berkurang.
"Ditambah lagi jarak dan minimnya sumber air di daerah ini menjadi faktor lain penyebab para petani terancam gagal panen,"ungkap Raharjo.
Untuk antisipasi meluasnya tanaman padi gagal panen, pihaknya pun menyarankan kepada para petani untuk tidak menanam padi selama musim kemarau.
"Tanaman padi bisa mulai digantikan dengan tanaman palawija yang tidak membutuhkan banyak air,"ujarnya.
Kendati demikian dari bulan April 2024 telah berhasil panen padi 45.530 hektare dengan jumlah produksi mencapai 213.431 ton gabah kering giling (GKG). Kemudian luas panen jagung mencapai 42.453 hektare dengan produksi 244.745 ton pipil kering.
Dengan produksi tersebut, Dinas Pertanian Pangan memastikan cadangan pangan masyarakat aman untuk konsumsi satu tahun ke depan dengan catatan hasil padi disimpan di rumah tangga petani sedang hasil jagung dijual.
Sementara itu, salah seorang warga Kalurahan Semanu, Sakiman mengatakan, sudah sejak beberapa waktu lalu lahan pertanian di wilayahnya kering. Sehingga benih palawija maupun padi yang ia tanam justru kering dan tidak bisa tumbuh. Sebenarnya di sekitar lahannya terdapat sumur bor milik warga setempat, namun dirinya memilih untuk tidak menyirami tanamannya.