Berita , D.I Yogyakarta
Didemo Warga, Pemkot Yogya Tunda Pembangunan Pengolahan Sampah RDF di TPA Regional Piyungan
HARIANE - Menyusul adanya demo penolakan pembangunan pengolahan sampah RDF atau Refuse Derived Fuel di TPA Regional Piyungan oleh Aliansi Banyakan Bergerak dan warga sekitar pada Kamis, 7 Maret 2024 di Kalurahan Sitimulyo, Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan untuk menunda pembangunan fasilitas tersebut.
Padahal tahap lelang sudah berlalu dan dalam waktu dekat pihaknya sudah memasuki tahap kontrak dengan vendor.
Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan akan menyiapkan rencana lainnya, jika memungkinkan seperti penambahan peralatan di TPST yang ada Kota Yogya.
Pihaknya optimis bisa menyelesaikan persoalan sampah yang ada di Kota Yogya dengan berbagai skema, termasuk optimalisasi TPST yang ada di Kota Yogya. Serta siap melaksanakan desentralisasi sampah sebagaimana kebijakan dari Pemda DIY.
Merespon aksi penolakan itu, Singgih mengaku pembangunan pengelolaan sampah RDF di TPA Regional Piyungan sudah mendapatkan izin dari Pemda DIY.
Sebelumnya, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan masyarakat yang tinggal di dekat area TPA Regional Piyungan.
“Terkait Piyungan, tentu kami sangat menyayangkan. Proses sudah cukup lama kami lakukan, setelah mendapatkan izin dari Pemda DIY untuk menggunakan itu kami segera melakukan komunikasi dengan masyarakat. Masyarakat sekitar bisa memahami dan kita juga ikutkan dalam proses. Tetapi di akhir saat kita membangun dan akan selesai kemudian ada kelompok yang melakukan penolakan juga diikuti oleh Lurah,” terang Singgih Raharjo, Jumat, 8 Maret 2024.
Singgih pun ingin meluruskan bahwa pemanfaatan lahan di TPA Regional Piyungan itu sifatnya pengolahan, bukan pembuangan sampah yang menimbulkan residu dan tumpukan sampah baru.
Ia berujar agar masyarakat tidak perlu khawatir jika ada pihak yang hendak melakukan aktivitas pengelolaan sampah.
“Pengolahan sampah akan zero residu, sehingga hari itu diolah misal 40 ton akan selesai 40 ton. Kalaupun ada residu, residu itu akan kita olah lagi sehingga zero residu. Sehingga tidak akan menambah volume sampah yang ada di Piyungan. Sampah yang kita bawa diolah jadi produk RDF yang nantinya jadi bahan bakar di pabrik semen,” pungkasnya.****