HARIANE - Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo menggelar Kontes Kambing Peranakan Etawa (PE) Ras Kaligesing, tahun 2024, di Jogja Agro Park (JAP), Wijimulyo, Nanggulan, Selasa (13/8/2024). Dalam acara ini, ditampilkan berbagai Kambing PE dari berbagai wilayah.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Drajat Purbadi mengatakan, kontes kambing tersebut untuk memotivasi peternak agar menghasilkan bibit Kambing PE yang berkualitas. Juga sebagai evaluasi terkait perkembangan pembibitan kambing PE.
"Lomba ini juga untuk menyediakan bibit pengganti induk PE yang memasuki usia tidak produktif. Sekaligus apresiasi pada peternak dan pembibit agar menghasilkan bibit yang unggul. Masih ada piala raja di Bulan September, jadi juaranya harapannya bisa menjuarai di kontes ini," ujar Drajat.
Drajat menambahkan, ada 5 kelas yang dipertandingkan. Saat ini jumlah peserta ada 48 untuk kelas A dan kelas E.
"Masih ada 6 kelas lagi. Pesertanya kemungkinan bisa lebih dari 100 peserta. Kategorinya komplit mulai dari anakan sampai indukan dan pejantan," ucap Drajat.
Sedangkan Sekda Kulon Progo, Triyono mengatakan Kontes ternak kambing PE ras Kaligesing tersebut di biayai Dana Keistimewaan Yogyakarta dan bekerjasama dengan PPKKP (Persatuan Peternak Kambing Kulon Progo).
"Kontes ini menjadi rangkaian perayaan 12 tahun UU Keistimewaan DIY," ucap Triyono.
Acara ini lanjut Triyono, merupakan bentuk komitmen untuk memajukan sektor peternakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta hewan ternak di kabupaten kita tercinta.
"Kambing PE ras Kaligesing merupakan salah satu jenis kambing unggul yang berpotensi besar dalam produksi susu dan daging. Kegiatan ini sangat penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan kambing PE ras Kaligesing sebagai salah satu kekayaan peternakan daerah kita," ungkap Triyono.
Sedangkan, Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan, Kulon Progo merupakan pintu masuk DIY dari arah barat. Sehingga perlu ada tempat untuk membuat pengunjung kerasan untuk tinggal di Kulon Progo.
" Salah satunya melalui JAP, sebagai salah satu bentuk kontribusi pemerintah pada industri perbenihan, pembibitan dan maupun aktivitas budaya agribisnis di Yogyakarta," ujar Aris.****